Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1074 Muntahkan Keluar Harta Warisan Maira

“Laras kamu jangan bantu, kekesalan ini, biar aku keluarkan sendiri.” Manda berkata.

Laras sangat mengerti tekanan Manda beberapa tahun ini, menyimpan tangan dan mundur selangkah, dengan gaya tangan menopang pinggang, “Baiklah.”

Nagita menjerit keras, “Bagus, aku sudah bilang kalian keluarga Pradipta itu komplotan, benar sekali, Manda, bagaimana pun juga aku sudah membesarkanmu 20an tahun, kamu seperti ini terhadapku, bisa disambar petir.”

Manda membuka mulut berkata: “Kamu orang yang sombong dan keji semacam ini saja tidak disambar petir, apa aku bisa? Nagita, tendangan ini mewakili ibuku, kebahagian dan kegembiraanmu dibangun di atas penderitaannya, kamu itu orang ketiga yang seharusnya dimarahi ribuan orang dan diludahi puluhan ribu orang.

Sambil mengatakan, Manda mengangkat kaki menendang ke arah Nagita, selanjutnya, satu tendangan lagi, “Tendangan ini mewakili kak Maira, walau kamu ingin sekali mendapatkan warisannya, juga seharusnya baik-baik menemaninya melewati masa terakhir ini, kamu malah bagus, menjual mobil dan bajunya, menggunakan uang ini bersenang-senang dengan kekasihmu, apa kamu pernah memikirkan saat dia kritis juga merindukanmu? Apa kamu pernah berpikir?”

“Tendangan satu ini mewakili ayahku, kamu menyeleweng, tidak mempertimbangkan nyawa ayahku, apa kamu tidak merasa bersalah terhadapnya?”

“Dan tendangan ini mewakili aku sendiri, kamu adalah ibu asuhku, kamu bilang aku yang mencelakai kak Maira, karena kebohongan dan fitnahmu, beberapa tahun ini hubungan ayah dan putri ataupun hubungan kakak adik jadi menjauh dan dingin, kamu membuang air kotor dan bau semua ke kepalaku, aku selalu mengingat budi kamu mengasuh dan mendidikku diam-diam menerimanya, beberapa tahun ini hidupku susah dan tertekan, semuanya ini berkat kamu.”

“Hari ini, aku pernah bilang, asal kamu berani kemari, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan keluar, aku bisa mengatakan juga bisa melaksanakan!!”

Manda berkata sambil memukul, sama sekali tidak kasihan, memukul Nagita sampai terus merangkak di lantai.

Nagita menjerit kesakitan, melihat anggota keluarga Pradipta diam saja, dalam hati merasa sangat takut sekali, tapi, dia memang sangat pasif, sudah tua tenaga tidak bisa dibandingkan dengan anak muda, ditambah kesakitan ditendang beberapa kali dia sama sekali tidak bisa berdiri.

Melihat kondisi, Gavin dan Rendra saling melihat sekilas, sudah saatnya untuk menghentikan.

Tepat saat ini, ponsel Gavin masuk satu pesan, dikirim oleh polisi Kapten Busro——“Ariel terakhir menyatakan, dia sedang merencanakan penculikan putri Rendra dan Manda, untuk memaksa Manda mengajukan cerai sendiri, dan gagasan ini diusulkan oleh Nagita. Nagita sekarang juga tidak tahu keberadaannya dimana, kamu suruh Rendra hati-hati jaga anak.”

Ekspresi wajah Gavin langsung berat, langsung memperlihatkan pesan wechat ke Rendra, Rendra dengan seksama membaca dua kali, luar biasa terkejut sekali.

Putri adalah buah hati ayah, amarah Rendra berkobar, menggenggam tinjuan dengan erat, mengangkat lengan mau melemparkan ke arah Nagita.

“Kamu tenang sedikit.” Gavin langsung menarik pria itu, “Hanya rencana saja, belum terlaksana, andai kamu memukul mati wanita itu, hal ini jadi tidak mudah untuk diselesaikan.”

Tenaga wanita tidak bisa dibandingkan dengan pria, Manda memukul sampai sekarang, Nagita juga hanya luka ringan, tapi andaikata Rendra melemparkan tonjokkan ini, sulit untuk menjaga tidak akan mengancam nyawa orang.

Allen dan Alexa sedang curiga, putranya yang biasanya lemah lembut seperti sebuah giok, kenapa bisa tiba-tiba jadi marah sekali, pandangan matanya agak menakutkan.

Rendra mengambil ponsel dan memperlihatkan ke ayah dan ibunya, Allen juga kesal sampai menggeram dengan kuat, Alexa tidak peduli banyak hal, menerjang ke sana langsung menampar Nagita.

“…..” Manda agak tertegun.

Nagita langsung memegang dengan kedua tangan wajahnya yang pedas, mukanya nyeri, membuka tangan sekali melihat, masih ada darah, “Kamu gila yah?!”

Manda juga sangat terkejut, “Bu, kamu jangan….”

Alexa berkata: “Manda, dia dan Ariel sedang merencanakan untuk menculik Wulan Ayu, mau memaksamu bercerai dengan Rendra.”

Manda: “…..”

Laras: “…….”

Dan juga Nagita yang lumpuh terduduk di lantai: “……”

Kalau bukan Gavin yang mengingatkan Kapten Busro memeriksa barang peninggalan Sandra, kalau bukan pasukan khusus Serigala, dua tahun ini menyelidiki Ariel sampai mendasar, kalau bukan Kapten Busro tepat waktu menangkap dan mengajukan Ariel ke pengadilan, kalau benar seperti itu, mungkin, Wulan sungguh akan diculik pergi oleh mereka.

Cara mereka membalas dengan menghalalkan segala cara, bahkan seorang anak kecil juga tidak dilepaskan, terlalu kejam.

“Apa aku gila?” Alexa balik bertanya, “Kamu yang gila tapi kamu masih tidak sadar saja?! Ariel adalah pembunuh sesungguhnya yang mencelakai putrimu sampai mati, kamu malah masih mau membantu wanita itu menculik cucuku, apa hati nuranimu sudah dimakan anjing? Ariel yang mencelakai putrimu sampai mati!!!”

Berkata, Alexa mengangkat tangan kembali, “Piak Piak” menampar Nagita dua kali.

Manda jadi kacau seketika, “Bu, apa benar yang kamu katakan? …”

Alexa mengingat sambil berkata: “Sekarang dipikir-pikir, memang ada beberapa kali, kita pergi bawa Wulan keliling ke taman, ada beberapa wanita separuh baya yang tak dikenal mendekati kita, juga ada satu orang terus menyanjung Wulan cantik, mau menggendong Wulan, beruntung sekali, aku bersikeras tidak membiarkan orang tak dikenal menggendongnya. Seperti ini berturut-turut ada 3 kali, lalu kita kepalang saja tidak pergi lagi.”

“Ada satu kali, kita bawa Wulan pergi imunisasi, selesai suntik perlu pengamatan setengah jam, Wulan di area bermain main perosotan, juga ada beberapa orang yang kelihatan seperti nenek-nenek, menggelilingiku berbicara, satu orang terus berbicara, saat itu buat aku gelisah, menggendong Wulan segera pulang ke rumah.”

“Sekarang kalau dipikir-pikir, mengerikan.” Kaki Alexa bahkan agak melemas, “Kalau saja Wulan hilang di tanganku, aku hanya bisa pergi mati, aku tidak bisa hidup.”

Manda memapah Alexa, punggung belakangnya sendiri langsung menjadi dingin, selain merasa beruntung, wanita itu sungguh tidak tahu menggunakan kata apa untuk melukiskan.

Nagita mengambil kesempatan berdiri dari lantai, dengan emosi yang mengebu mencela berkata: “Aku mana tahu rencana jahat Ariel, dia berwajah manusia berhati binatang, mana bisa aku melihat isi hatinya?!”

Pipi wanita itu merah membengkak, ujung mulutnya berdarah, sepasang mata yang marah terus melototi Manda, “Kamu, Muntahkan keluar harta warisan Maira!!!”

Ini, baru adalah tujuan kedatangannya hari ini.

Uang, baru adalah barang yang dikejar oleh wanita itu.

Laras tertawa dingin sebentar, berkata: “Bibi, warisan kak Maira difoya-foya olehmu hanya tinggal sebuah villa, dia dari awal sudah membuat surat wasiat, menyumbangkan villa ke masyarakat, tidak ada bagianmu.”

Nagita mengangkat tangan menunjuk Laras, “Kamu bangsat, kamu tidak berhak berbicara di sini.”

Laras: “Mulut ada di tubuhku, aku ingin bicara yah bicara, atas dasar apa kamu menyuruhku tutup mulut? Kalau bukan hal yang kamu perbuat keterlaluan, kak Maira juga tidak akan putus asa, mobilnya, perhiasannya, baju dan perlengkapannya, semua dirampas oleh kamu, kamu masih mau rumahnya untuk menghidupi kekasihmu? Cieh, jangan bermimpi!”

Nagita mengancam memperingati Manda dan Laras, “Surat wasiat apa, aku tidak tahu, aku tidak akan mengakui surat wasiat itu, warisan putriku tentu saja diwariskan ke aku, hartaku, aku ingin gunakan untuk apa, kalian orang luar tidak berhak ikut campur?”

Laras tak sabaran memberitahu wanita itu, “Saat kak Maira membuat surat wasiat, kamu sedang bersenang-senang dengan kekasihmu di luar negeri, rumah sakit menelponmu berkali-kali kamu juga tidak menerima, kak Maira dengan kehadiran pengacara, dokter dan notaris semuanya hadir, saat dia sadar, sesuai dengan keinginannya sendiri, baru membuat surat wasiat, ini surat wasiat yang sah secara hukum.”

Nagita menjerit keras, “Aku tidak percaya, aku tidak percaya!!!”

“Heh, hukum bukannya kamu tidak percaya bisa diubah, kamu boleh pergi mencari pengacara, pergi mencari notaris, atau langsung tuntut ke pengadilan, lihat hukum membantumu, atau bantu kak Maira.”

Nagita yang biasanya pandai berdalih, saat ini, tak disangka kata-katanya jadi tersumbat….

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu