Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1039 Aku Datang

Setelah menutup telepon dengan Mark, aku berjalan keluar dari kamar lalu aku kembali ke kamar Jessi, dia tersenyum padaku, senyumnya sangat tipis tetapi sangat manis. Dia kemudian bertanya: “Apa yang ayahku secara sembunyi-sembunyi katakana padamu?”

Aku tertawa lalu berkata: “Apa lagi yang bisa dia katakan? Selain pelatihan untuk menjadi suami yang baik bagi keluarga ini.”

“Pelatihan Suami?” Tanya Jessi heran.

Aku tertawa, dan mencubit pipinya, kemudian berkata: “Aku bohong, eh kamu beneran percaya, dia hanya menegurku, karena malam-malam begini keluar dan membiarkanmu keluar untuk mencariku… Apa karena kamu takut, aku memukulnya? Kalau begitu aku lebih baik mengungsi ke kamar lain untuk menghindari dimarahi olehmu.”

Jessi sama sekali tidk percaya, tapi dia cerdas dan langsung berbalik bertanya padaku, tertawa dan aku bertanya: “Asalkan dua tidak menyulitkanmu.”

Aku mengecup tanganya, berkata: “Dia tidak mungkin menyulitkanku, karena dia tahu, jika dia mnyulitkan aku yang menderita adalah putrinya sendiri, jadi dia tiadk akan menyulitkan aku. Aiyo, ayak kita sekarang sudah sadar dia tak ada jalan lain.”

Telponan kali ini, aku mengetahui Mark sudah sepenuhnya berubah, dia sekarang sudah membulatkan tekadnya hanya memikirkan kebahagiaan dan keselamatan putrinya, berbahagia dan tidak lagi berharap putrinya menjadi alat perebut kekuatan dan kekuasaan, serta menjadi korban dari status sebuah keluarga.

Aku lega sambil menatap Jessi, aku pun berkata: “Bagaimana pun, kamu adalah pengantinku.”

Jessi belum sempat berkata, diluar terdengar suara dehaman dari pamanku, begitu mendengar suara ini muka Jessi langsung memerah, dia menatapku, dan pamanku berkata: “Baiklah, walaupun kau sekarang sudah tidak sendiri, tetapi kalian juga jangan seperti ini menyakitiku ya kan?”

Aku seketika merasa kesal suasana yang bagus seperti ini dirusak oleh pamanku.

Aku berkata: “Tak usah memperdulikanya.”

Setelah mengatakan itu pada Jessi, aku sengaja memperbesar suaraku dan sengaja mengarahkan suara ku ke pintu dan berkata: “Jika tak sanggup melihatnya, maka pergilah, dan jangan berdiam disitu mengamati seperti obat nyamuk.”

“Sungguh tak berperasaan.” Ujar Pamanku.

Dia tahu aku sedang bercanda, dia tidak akan pergi begitu saja.

Jessi yang dari tadi mengamati kita bercanda, pun tertawa, aku mencubit pipinya dan berkata: “Senyummu indah sekali, tapi aku mungkin akan sedikit merusak suasana dengan memberitahukan suatu hal buruk padamu.”

Senyum Jessi perlahan menghilang, dia sungguh cantik, bagaimana pun ekspresinya dia sangat cantik, dan ketika ekspresinya perlahan berubah sangat mempesona bagai kolase foto yang indah, aku tak akan puas melihatnya.

Aku tahu Jessi sudah tahu apa yang akan aku katakan padanya dan dia pun menghela napas, aku berkata: “Aku sudah harus pergi.”

Jessi mengangguk dan berkata: “Kamu tunggu sebentar.”

Lalu dia membuka lemari dan mengeluarkan sebuah syal berwarna hitam putih. Kemudian dia berkata dengan malu-malu: “Kedua tanganku ini terbiasa memegang pisau dan pistol, tak biasa membuat yang seperti ini hingga sulamanku tidak begitu bagus.”

“Ini kamu yang sulam sendiri?” Aku kaget menerima syal buatanya, dan dengan suka cita mengalungkan syal ini di leherku, kehangatan menjalar hangat hingga hatiku.

Dia turun dari kasur dan membetulkan kalungan syal dileherku dan berkata: “Aku sebenarnya sangat tahu kamu tidak takut dingin, bahkan kamu tidak memakai coat apalagi memakai syal, tetapi akan ada suatu hari yang sangat dingin lalu aku pun berpikir apakah aku lebih baik menyulamkanmu satu syal, lalu aku pun mulai menyulam dan akhirnya selesai.”

Tersenyum dengan muka yang memerah kemudian dia pun berkata: “Aku akhirnya telah berubah, terkadang ingin menjadi seperti gadis biasa yang bisa berbuat hal kecil untuk pacarnya.”

Setelah mengatakan hal itu dia pun tersenyum kembali: “Jelas-jelas gaun pengantin yang kamu rancang sangat indah, tetapi syal yang aku buat untukmu bahkan kalah telak dengan yang di toko-toko, sudahlah tak usah dipakai lagi.”

Sembari mengatakan itu Jessi bergerak untuk melepaskan syal ini dariku, aku menahan tanganya, lalu dia pun mendongak menatapku, aku menatapnya sambil tertawa: “Syal ini, tidak ada bandinganya jika ada yang mau menganntikan syal ini dengan villa pun aku tak akan menggantinya, katamu dia tidak sebanding dengan yang di toko-toko, kamu terlalu rendah diri dengan hasil kerjamu.”

kami saling pandang dengan tatapan intens dan ketika aku mencoba untuk menciumnya, dia tiba-tiba dia menyubit hidungku, dan berkata: “Jangan, emang kamu tidak tahu seberapa mahal villa, jika benar ada orang bodoh yang mau menukarkan syal ini dengan villa, kamu harus mau, setelah itu palingan aku akan membuatkanmu yang baru.”

Aku pun tertawa dan berkata: “Bandel.”

Jessi melihat keluar dan berkata: “Sudah waktunya pergi, kamu harus bilang ke pamanmu ya.”

Aku mengangguk, dan tak bertele-tele lagi padanya, lalu aku keluar dan mencari paman. Paman keluar untuk menemuiku, dan tertawa: “Aku malah mengira kamu sudah melupakan aku, lalu? Suasana hati sudah berubah dan akhirnya memutuskan pergi?”

Aku mengiyakan: “Benar.”

Paman melangkah ke arahku, dan memukul pundahku: “Jaga dirimu baik-baik, aku berharap nantinya ketika bertemu lagi denganmu, bukan karena kamu kembali untuk menyapa saja, tetapi aku berharap kita sekeluarga bisa berkumpul dan makan malam bersama.”

Ini bukan hanya keinginan paman saja, ini juga keinginan ku.

Aku tertawa: “Iya.”

Jessi keluar dari kamar dan aku berjalan kehadapanya lalu aku membawanya kedalam pelukanku, lalu berkata: “Kamu rawat lukamu dengan baik dan tunggu aku kembali.”

Jessi mengangguk dan berkata: “Pergilah, tenang saja, sebentar lagi pasti mereka akan datang menjemputmu.”

“Baiklah…”

Begitu saja, walaupun aku tak rela, tetapi aku tetap meninggalkan apartemen Jessi, Pamanku ingin mengantarkan aku ke bandara, namun aku tolak, lagipula dia juga bukan orang biasa, bagaimana jika ada orang yang mengambil foto saat kita bersama, akan memicu hal buruk terjadi.

Aku berkata: “Paman, lebih baik aku berangkat sendiri, hanya saja ada suatu hal aku ingin meminta tolong padamu.”

“Hal apa?” Tanyaku tenang pada paman.

Lalu akupun berkata: “Dalam waktu dekat akan ada orang yang memata-matai Jessi, aku berharap paman bisa membantu Jessi dan Keluarga Song. Aku tahu Paman belakangan ini sudah berkembang pesat, tidak hanya hubungan dengan bibi membaik, relasi paman di negara ini juga terjalin baik, dan juga paman membantu Nody dalam bisnisnya sehingga bisnis mereka mulai berkembang.”

“Jadi, pengaruh paman di China sangat besar, aku kira jika paman yang bergerak, siapapun yang mengganggu Jessi, akan berpikir seribu kali sebelum melakukanya.”

Aku tahu meminta tolong pada paman untuk melakukan hal ini, mungkin akan sedikit merepotkan, tetapi selai dia, aku tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa.”

Pamanku tertawa dingin: “Siapa yang berani mengganggu Jessi, aku pasti tidak akan melepaskanya, kamu tidak usah khawatir, pengantinmu ada dalam lindunganku, tidak akan ada masalah, tunggu sampai kamu kembali, dia tetap akan cantik seperti sedia kala.”

“Terimakasih paman.” Aku berkata dan akhirnya aku menunduk.

Paman dengan tak senang berkata: “Masih begitu segan denganku, aku akan marah.”

Aku tertawa segan, dan dia berkata: “Tetapi, kamu sudah akan pergi? Kamu tidak ingin menemui Aiko dulu? Anak itu sekarang sedang lucu-lucunya, dia sangat cantik, mamanya bilang dia sangat mirip padamu.”

Aku tentu sangat ini bertemu dengan Cecilia, tetapi jika sampai ketahuan mamaku, aku tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi, jadinya aku berkata: “Sudahlah, aku tidak menemuinya.”

Pamanku mengiyakan: “Baiklah, kamu pergilah.”

“Paman, jaga dirimu baik-baik.” Setelah mengatakan hal itu aku pun pergi.

Memesan sebuah mobil yang mengantarkan aku ke bandara, di mobil aku menelepon Nando dan mengetahui mereka masih di Gunung WuYi menunggu aba-aba dariku, dan aku memutuskan lebih baik kita bertemu di Mocheng.

Hanya seperti itu, setelah melewati satu hari semalam, akhirnya aku kembali ke rumahku di MoCheng.

Membuka pintu, aku lansung bertemu Nando yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV, melihatku kembali dia langsung berdiri dan memberi hormat, “Kak Alwi.”

Mereka kelihatanya sudah tidak seleluasa sebelumnya ketika berhadapan denganku, seperti aku masih marah dengan mereka, jadinya mereka tidak berani tergesa-gesa.

Dengan tenang aku berkata: “Duduklah, tak usah segan.”

Mereka saling pandang, tak berani duduk, aku duduk dan berkata: “ Aku tidak marah, kalian duduklah.”

Mereka pun akhirnya duduk, Regy pun keluar dengan membawa penggorengan, lalu berkata: “Kak Alwi, ini adalah sup uang di siapkan oleh Nona Angela, kamu minum sedikit ya?”

Aku melihat penggorengan yang dibawanya, lalu terpikir dulu Angela sering memasakan kuah untuku, oh bukan, yang benar adalah kuah yang dipesan Ficky Chen untukku, seketika aku kehilangan seleraku.

Aku berkata datar: “Aku tidak lapar, letakan saja dulu.”

Regy Yang bun ber-oh ria kemudian melangkah kehadapan Nando, dan duduk manis disana.

Suasana rumah ini pun seketika senyap, dalam ruangan ini hanya terdengar suara ku saat memantik api.

Setelah menyalakan rokok, aku menghisap rokoku sambil mengetikan SMS ke Jessi agar dia menjaga dirinya baik-baik, setelah mengirimkanya pada Jessi, Aku pun menatap semua orang yang sedang duduk, aku meletakan ponselku dan berkata: “Kenapa semuanya diam? Tidak ada yang mau melapor?”

Mereka langsung tersadar, Regy yang langsung berkata: “Ya.. benar, Kita harus laporan. Kak Alwi, jadi begini, Matthew telah mati, jasadnya kami bawa kembali, dan Armour oleh kakekmu…..”

Aku mengedarkan pandangan tajam keseluruh ruangan, dan dia dengan cepat meralat ucapanya: “Dan dia dibawa pergi oleh Tuan chen, kamu telah berhasil mendapatkan rekaman percakapan antara Matthew dan Armour, dan dari rekaman itu kami mengetahui armour demi keuntungan pribadi dia membunuh Matthew, dan lagi dia meniru suara Matthew, mengatakan dia akan menyerahkan Invincible Empire kepada Anda.”

Aku berkata: “Rekaman itu serahkan padaku.”

Dia langsung mengeluarkan sebuah pen recorder, aku menyalakan recorder, setelah mendengarnya dan aku merasa tidak ada masalah, aku mengangguk dan berkata: “Dengan adanya hal ini aku rasa sudah cukup, istirahatlah 2 jam lagi dan kemudian kita akan berangkay.”

“Baik.”

Aku bangkit dan melangkah ke kamar, Nando bangkit dan berkata: “Kak Alwi apakah benar-benar tidak marah lagi dengan kami?”

Aku berkata datar: “Tidak marah, akua da hak apa marah kepada kalian? Kalian juga bukan orangku. Mengikuti kata hati dan apa yang salah melindungi Ficky?”

Nando berkata canggung: “Aku dari pagi sudah tahu kakek disini, maaf karena telah menutupi ini darimu tetapi anda harus percaya, aku, Regy dan Herdy dan beberapa orang lainya sudah menetapkan kamu sebagai ketua kami, hal ini belum kami katakan padamu karena kami tidak ingin merusak suasana hatimu, aku sungguh-sungguh.”

Melihat ekspresi Nando yang sangat tegang, aku pun menghela napas, dan berkata: “Sudahlah, tidak usah dijelaskan, aku sungguh tidak menyalahkan kaliam, hanya saja kalian semua sungguh bekerja sama dengan baik, membuatku merasa terbodohi dihadapan semua orang.”

Nando menunduk dengan rasa bersalah, “Maaf, kami tak terpikirkan, Tuan chen bisa berbuat seperti itu, dia berkata jika anda mengetahui keberadaanya, pasti akan mengusirnya kembali ke China, dan dia juga mengatakan keberadaanya disini adalah untuk melindungimu, aku berpikir dia begitu hebat melindungimu adalah suatu kebaikan.”

Mendengar perkataan Nando, batin dan pikiranku pun bergolak, berpikir semua ini adalah demi kebaikanku, lalu aku memukul pundaknya dan berkata: “Baiklah, aku tahu ini semua kebaikanku, aku benar-benar tak marah, kamu pergilah istirahat, dua jam lagi, kita akan pergi ke tempat pelatihan, sampai nanti kita ada perang besar yang harus dihadapi!”

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu