Asisten Bos Cantik - Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
Dalam perjalanan, Reza Qiao menerima telepon dari Tina Jiang.
"Bocah cabul, beri aku nomor rekening."
Reza Qiao memberikan nomor rekening kepada Tina Jiang: "Berapa?"
"200 ribu RMB (sekitar 400 juta RMB), hari ini akan sampai di rekeningmu."
"Terima kasih, Kakak Polwan Cantik."
"Sebenarnya aku yang harus berterima kasih padamu."
"Lalu bagaimana kamu akan berterima kasih?"
"Memberimu 200 ribu RMB."
"Jangan membodohiku, karena sebenarnya itu bukan kamu yang memberikannya."
“Hmmm, aku tahu kamu ini tidak normal, sampai jumpa.” Tina Jiang menutup telepon.
Rini Liu memandang Reza Qiao: "Ada apa?"
"Tadi malam Tina Jiang pergi ke kasino, dan dia memberiku bonus untuk petunjuk yang aku berikan."
"Dari mana kamu mendapatkan petunjuk itu?"
"Itu kasino yang membuatku kehilangan 2 juta RMB (sekitar 4 miliar rupiah). Aku sudah familiar dengan bentuk dalamnya, lalu menggambar denahnya dan kuberikan kepada Tina Jiang. Kemudian dia membawa pasukannya ke kasino tadi malam."
"Pantas saja Tina ingin berterima kasih, bisa dikatakan, 2 juta milikmu telah kembali sepersepuluh."
"Yah, untung saja kembali sedikit."
"Jangan bertaruh lagi. Tidak mudah menghasilkan uang dari hasil kerja keras."
"Apakah kamu menyayangkan aku atau uang?"
"Uang."
"Uang adalah milikku, maka kamu sama saja dengan mencintaiku."
Wajah Rini Liu tegas: "Kakakku telah kembali, jika kamu berani menganiaya aku, aku akan membiarkan dia memukulmu."
"Aaa, bos, aku sangat takut."
“Bersikap baiklah.” Rini Liu sedikit bangga.
Ketika sampai perusahaan itu, Rini Liu pergi ke kantor, dan Reza Qiao berjalan di depan pintu.
Pada saat ini, kendaraan off-road berhenti, jendelanya diturunkan, dan Gunawan Zheng ada di dalam.
"Reza Qiao, seseorang ingin melihatmu."
"Siapa?"
"Kak Albert."
Reza Qiao masuk ke dalam mobil tanpa berkata apa-apa.
Gunawan Zheng berkendara ke luar kota dan berhenti di depan halaman besar di pinggiran kota.
Halaman itu memiliki pagar tinggi dengan kawat berduri di atasnya, dan ladang di sekelilingnya.
Ini adalah area pabrik yang terbengkalai sebelum Albert Han keluar, Gunawan Zheng baru saja membeli pekarangan sesuai dengan pengaturan Albert Han, dan merombaknya sedikit untuk dijadikan markas besar Geng Dongzheng.
Wilayah geng Dongzheng di Kota Qing telah lama diambil oleh Geng Liuhe dan Geng Kepala Harimau, dan mereka hanya bisa mendirikan markas lebih dulu di sini.
Gunawan Zheng bersiul, lalu pintu besi besar berkarat terbuka dan mobil masuk.
Halaman sangat kosong dan persiapan lapangan sangat datar Sekelompok anggota geng Dongzheng sedang berlatih, dan semangat mereka sangat tinggi.
Gunawan Zheng adalah prajurit yang hebat, dia pernah memimpin tentara di hutan tropis dan berperang, Pelatihan pada Geng Dongzheng dilakukan seperti cara militer.
Mobil itu langsung menuju ke sebuah bangunan kecil, yang merupakan markas sementara Geng Dongzheng.
"Sudah sampai."
Reza Qiao turun dari mobil dan melihat ke arah anggota Geng Dongzheng dengan gerakan seragam.
“Silakan ikuti aku.” Gunawan Zheng memimpin jalan ke aula.
Tempat ini sangat terbuka dan cerah, dengan peta kota Qing tergantung di salah satu dinding, dan peta itu dibagi menjadi beberapa oleh garis merah tebal, yang merupakan batas dari geng.
Albert Han berdiri di depan peta dengan tangan di belakang punggung.
"Kak Albert, Reza Qiao ada di sini."
Albert Han berbalik dan menatap Reza Qiao dengan tatapan yang dalam.
Reza Qiao sedikit tersenyum.
“Silakan duduk.” Albert Han menunjuk ke kursi dan duduk lebih dulu.
Reza Qiao duduk bersama Albert Han dan berkata, "Bos Han mengundang aku ke sini, tidak tahu ada kabar baik apa?"
“Kamu sangat pintar, mengetahui bahwa akan ada sesuatu yang baik terjadi hari ini.” Senyum tipis muncul di sudut mulut Albert Han.
“Jika aku pintar, kalau aku berada di nomor dua tidak akan ada yang berani untuk menyebut dirinya nomor satu.” Kata Reza Qiao tanpa basa-basi.
"Kamu sangat percaya diri."
"Itu harus."
"Orang paling pintar di dunia, tahukah kamu apa yang aku cari darimu hari ini?"
“Aku pikir, pertama-tama, kamu akan memberi aku sejumlah uang.” kata Reza Qiao dengan tenang.
Albert Han terkejut diam-diam, anak ini sangat pintar, dan dia dapat menebaknya.
Kemudian mengangguk: "Ya, aku benar-benar berniat memberi kamu sejumlah uang."
“Dan itu bukan jumlah yang kecil,” lanjut Reza Qiao.
"Ya, aku berencana memberi kamu 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah)."
"Bos Han sangat murah hati, memberikan 5 juta RMB."
"5 juta RMB bukanlah masalah besar bagiku, tapi itu adalah jumlah uang yang sangat besar untukmu, cukup untuk kamu memiliki makanan dan pakaian yang baik dalam waktu yang lama, atau kamu masih dapat menggunakan uang itu untuk membuka toko atau sesuatu."
"Lalu yang kedua tidak bisa tahu kan? "
"Bisa, Bos Han tidak akan memberiku 5 juta ini dengan gratis. Jika aku mengambil uangnya maka aku harus meninggalkan Perusahaan Foursea, kan?"
Albert Han mengangguk, Reza Qiao memang sangat pintar, dan dia bahkan menebak idenya sendiri.
"Alasan Bos Han ingin aku meninggalkan Perusahaan Foursea adalah karena kamu ingin mencari pengemudi yang lebih berkualitas untuk Rini Liu. Pengemudi ini tidak hanya perlu tahu cara mengemudi, tapi juga tahu bagaimana melindungi adiknya, kan?"
“Reza Qiao, kamu memang sangat pintar.” kata Albert Han dengan sangat tulus.
"Kasih sayang Bos Han untuk adiknya sangat menyentuh. Apakah menurutmu aku tidak layak untuk mengantar adikmu?"
Albert Han tidak ingin melukai harga diri Reza Qiao berkata: "Bukannya kamu tidak pantas. Aku pikir dengan IQ-mu ini, kamu dapat memiliki perkembangan yang lebih baik. Menjadi pengemudi itu sangat menyia-nyiakan kemampuanmu."
"Terima kasih Bos Han sudah memuji, tapi Bos Han tampaknya terlalu sungkan. Sebenarnya, aku memiliki kualitas psikologis yang kuat dan juga bermuka tebal. Bos Han dapat berbicara langsung saja."
Albert Han tersenyum tipis: "Oke, kalau begitu aku akan mengatakannya saja, menurutku kamu tidak cocok untuk mengantar Rini, karena kamu seorang yang lemah, tanpa keterampilan apapun, kamu tidak dapat melindungi Rini ketika dia dalam bahaya. Aku ingin kamu keluar dari Perusahaan Foursea, tetapi aku tidak ingin berbuat salah kepadamu, jadi aku memberikan kamu uang ini. Selain itu, aku tidak ingin Rini tahu bahwa aku yang melepaskan kamu. Sebaiknya kamu mengundurkan diri."
Reza Qiao mengangguk: "Aku pikir ide Bos Han sangat masuk akal dan sangat penuh perhatian."
Albert Han mengangguk ke Gunawan Zheng, Gunawan Zheng membawa tas travel besar dan membukanya, isinya semua adalah uang.
"Reza Qiao, 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah) ini sekarang milikmu."
"Bos Han yakin aku akan pergi dengan 5 juta RMB ini?"
“Sebagai orang paling cerdas di dunia, aku pikir kamu akan membuat pilihan terbaik untuk diri kamu sendiri.” Albert Han percaya.
Reza Qiao tersenyum dan mengangkat tas travelnya: "Bos Han, aku akan menerima 5 juta RMB ini. Terima kasih atas hadiah dari Bos Han."
Reza Qiao keluar tanpa tergesa-gesa.
Melihat ke mana Reza Qiao berjalan, ekspresi Albert Han dan Gunawan Zheng tiba-tiba berubah.
Tanpa diduga, sopir kecil ini memiliki sifat yang begitu rendah hati.
Albert Han dan Gunawan Zheng langsung kaget.
"Re ... Reza Qiao, kamu ... tunggu sebentar."
Reza Qiao berbalik dan tersenyum: "Apakah ada yang salah Bos Han?"
Albert Han berjalan ke Reza Qiao, alisnya berkerut, matanya dipenuhi kebingungan besar.
"Kamu kerja apa?"
"Sopir."
"Sebelum menjadi sopir? "
"Pengangguran."
"Mengapa kamu menjadi sopir di Perusahaan Foursea?"
"Sebagai mata pencaharian."
"Hanya untuk itu?"
"Ya, lalu banyak sekali wanita cantik di Perusahan Foursea, aku suka wanita cantik."
Albert Han menghembuskan napas, lalu tertawa: "Semua orang menyukai wanita cantik, apa yang kamu katakan itu benar."
"Aku orang jujur di dunia dan tidak pernah berpura-pura."
Kata-kata ini sangat tidak benar, dia sudah berakting di depan Albert Han untuk waktu yang lama.
Albert Han melirik Gunawan Zheng, lalu ke Reza Qiao: "Jika kamu tidak keberatan, aku ingin kamu bertarung dengan Gunawan beberapa gerakan."
"Tidak apa-apa, aku juga ingin menggerakkan otot dan tulangku."
Gunawan Zheng berjalan ke Reza Qiao: "Kamu letakkan tasnya dulu."
"Tidak, uang yang baru saja diberikan oleh Bos Han sangat banyak, aku khawatir itu akan diambil oleh orang lain."
"Bagaimana kamu bisa melawan aku dengan tas di tanganmu?"
“Tidak apa-apa, Kakak Zheng hanya ingin beberapa gerakan saja kan.” Reza Qiao berkata dengan acuh tak acuh.
Melihat Reza Qiao sangat merendahkan dirinya sendiri, wajah Gunawan Zheng sedikit tidak terkendali: "Aku pikir ini sangat tidak adil untukmu."
"Adil, Kakak Zheng tidak perlu ragu-ragu."
"Jika kamu berkata demikian, maka aku tidak akan sungkan."
"Oke."
Gunawan Zheng meninju ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao tidak mengelak, Gunawan Zheng meninju dadanya dengan keras.
Gunawan Zheng tiba-tiba merasa tinjunya mengenai tubuh Reza Qiao dan tiba-tiba kehilangan kekuatannya, seperti memukul kapas saja.
Gunawan Zheng terkejut dan mencoba mengeluarkan kekuatannya, tetapi tidak bisa.
Reza Qiao tetap diam dan menatap Gunawan Zheng sambil tersenyum, setelah itu Gunawan Zheng tiba-tiba merasakan kekuatan besar dan tidak bisa tidak untuk mundur beberapa langkah.
Ekspresi Albert Han sangat berubah, tapi dia sangat bersemangat.
“Ayo lagi Kak Zheng, kerahkan seluruh kekuatanmu.” Reza Qiao tersenyum.
Gunawan Zheng mengumpulkan tenaganya, kali ini tidak lagi ragu-ragu, dan memukul Reza Qiao dengan keras.
Bang, bang, bang--
Srek, srek, srek--
Setelah pukulan berat, Reza Qiao masih tidak bergerak, jadi dia tersenyum dan menatap Gunawan Zheng.
Kekuatan Gunawan Zheng bagus, tidak kurang dari Felix Sun, dan tentunya tidak kalah dari Larry Zhao.
Kemudian tangan Reza Qiao bergerak, tubuh Gunawan Zheng tiba-tiba terbang, Gunawan Zheng dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya di udara dan duduk dengan kokoh di kursi.
"Krekk—" Kursi itu tiba-tiba patah dan kemudian roboh.
Gunawan Zheng tahu bahwa jatuhnya kursi itu bukanlah penyebabnya sendiri, tetapi kekuatan internal Reza Qiao melalui tubuhnya.
Gunawan Zheng berjalan ke Reza Qiao, dan berkata, "Kemampuan Kak Qiao sangat luar biasa."
“Kemampuan Kak Zheng juga sangat bagus.” Reza Qiao meletakkan tas travelnya dan memberi Gunawan Zheng penghormatan.
“Tidak, tidak.” Gunawan Zheng merasa malu.
Albert Han berjalan mendekat dan mengepalkan tinju ke Reza Qiao: "Saudara Qiao, aku sungguh minta maaf, aku tidak bisa melihat orang, aku sangat meremehkan Saudara Qiao sebelumnya."
Rasa hormat datang dari kekuatan, dan Albert Han serta Gunawan Zheng segera mengubah panggilan mereka menjadi Reza Qiao sebagai saudara.
Reza Qiao segera mengubah kata-katanya menjadi Albert Han: "Kakak Han, jangan sungkan, jangan menyalahkan siapapun yang tidak tahu."
"Saudara Qiao, aku baru saja berbuat salah, aku akan menarik kembali apa yang aku katakan sebelumnya. Rini sungguh beruntung memiliki sopir seperti Saudara Qiao. Aku berharap Saudara Qiao akan bermurah hati dan tinggal di samping Rini.
Reza Qiao tertawa: "Saudara Han, lalu 5 juta RMB ini ..."
"5 juta RMB ini sungguh menghina Saudara Qiao. Selama Saudara Qiao mau tinggal bersama Rini, aku akan menambahkan nol dan memberi kamu 50 juta RMB (sekitar 100 miliar RMB)." Albert Han melambaikan tangannya dengan bangga.
Reza Qiao melambaikan tangannya: "Lupakan, 5 juta saja sudah banyak, gaji bulananku hanya beberapa ribu RMB saja, uang sebanyak ini akan cukup dihabiskan dalam beberapa waktu ke depan."
"Maksud Saudara Qiao..."
Reza Qiao berkata dengan tegas: "Kak Albert, jangan katakan 5 juta RMB, kalau aku ingin pergi, kamu memberikanku 500 juta RMB saja pun, aku pasti akan pergi juga."
Albert Han berkata dengan malu, "Saudara Qiao ingin tinggal bersama Rini?"
Reza Qiao perlahan berkata: "Presdir Liu akan selalu menjadi bosku. Sebagai bawahan, apa yang paling penting? Kesetiaaan, karena aku telah datang ke Perusahaan Foursea, dan juga telah menjadi sopir dari Presdir Liu, maka aku tidak bisa setengah hati. Uang memang penting, tapi ini lebih penting daripada uang. "
"Apa itu?"
"Kebenaran."
"Ini sangat bagus, Saudara Qiao benar-benar membuatku melihat hal yang berbeda."
"Kak Han terlalu memuji."
"Dengan adanya Saudara Qiao di sisi Rini, aku dapat melakukan urusanku dengan tenang, dan aku akan mempercayakan keselamatan Rini kepada Saudara Qiao."
Reza Qiao berhenti dan berkata: "Jika siapapun bersalah kepadanya, maka hanya akan ada satu akhirnya: kematian."
Suaranya tidak nyaring, tapi terasa dingin.
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Tough Bodyguard
Crystal SongMenantu Hebat
Alwi GoTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Yang Dalam
Kim YongyiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan