Asisten Bos Cantik - Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
Reza Qiao sedang memikirkannya, dan Rini Liu mengirim SMS: Kak Milan ada masalah keluarga mendesak. Kamu antar kak Milan pulang, dan aku akan pulang setelah makan malam, jadi tidak perlu menjemputku.
Lalu dia melihat Milan bergegas masuk ke mobil.
Reza Qiao menyalakan mobil: "Kak Milan, kamu tinggal di mana?"
"Distrik kota tua ..." Milan mengatakan alamat rumahnya, tampak sangat khawatir.
"Kak Milan, apa yang terjadi pada keluargamu?"
"Tidak ... tidak ada ..." Milan tergagap.
Melihat Milan menolak mengatakan, Reza Qiao tidak bertanya lagi.
Mobil sampai di gang rumah Milan, Milan turun, dan Reza Qiao mendengar keributan di gang itu.
Milan berkata kepada Reza Qiao dengan cemas: "Kembalilah, jangan ke sana."
Reza Qiao menurutinya, saat melihat Milan bergegas ke gang, dia kemudian keluar dari mobil dan mengikutinya.
Lima atau enam orang berada di sekitar pintu rumah Milan, beberapa dengan kepala botak, beberapa dengan tato, dan seorang pria gemuk di depan dengan sebatang rokok di mulutnya, menginjak seorang pria paruh baya di lantai dan memarahinya.
"Kamu, yang bermarga Mi, kamu telah meminjam 30 ribu RMB (sekitar 60 juta rupiah) denganku selama 4 bulan. Kamu awalnya mengatakan akan mengembalikannya dalam satu bulan. Sekarang bunganya sudah sampai 500 ribu RMB, aku tidak mau kurang sedikit pun, cepat kembalikan uangku."
“Kak Beni, oh bukan, Tuan Beni, aku benar-benar tidak punya uang sekarang, tolong beri kami beberapa hari lagi, aku pasti menemukan cara untuk mengembalikan uangmu.” Pria paruh baya itu berlutut di tanah dan memohon.
"Rumahmu saja sudah digadaikan, apa lagi yang bisa kamu kembalikan?"
"Aku……"
"Kalau kamu tahu sejak awal, mengapa kamu mengisap barang itu itu, sekarang kamu kecanduan, dan meminjam uang untuk membeli barang itu."
"Tuan Beni, tolong beri aku beberapa hari lagi."
"Jangan mimpi, jika kamu tidak mampu membayarnya malam ini, dan aku akan menyeretmu ke tepi sungai dan menenggelamkanmu hidup-hidup."
Pria paruh baya itu takut dan memohon dengan sedih.
“Sebenarnya, ada cara untuk menyelesaikan masalah ini, tapi tidak tahu apakah kamu mau.” Beni Ouyang memutar matanya.
“Tuan Beni, katakan saja.” Pria paruh baya itu melihat harapan.
"Jika kamu setuju untuk menjodohkan Milan kepadaku, maka kamu adalah ayah mertuaku, hutangmu akan lunas, dan aku malah akan memberimu 500 ribu RMB, bagaimana menurutmu?"
Beni Ouyang sudah lama menginginkan Milan, dan sudah lama ingin mendapatkannya, hari ini akhirnya kesempatannya datang.
"Ini ..." Pria paruh baya itu ragu-ragu. Bagaimana dia bisa menikahi Beni Ouyang ini dengan putrinya? Tetapi jika tidak setuju, dia akan celaka hari ini.
“Jika kamu tidak mau menikahi putrimu denganku, bayar hutangmu, kalau tidak aku akan menyeretmu ke tepi sungai dan menenggelamkanmu hidup-hidup.” Beni Ouyang sangat kejam, menendang ayah Milan dengan keras dengan kakinya.
"Setuju, aku setuju." Ayah Milan tidak bisa menahannya.
“Ayah, jangan.” Milan berlari dan berteriak dengan cemas.
Ayah Milan tidak tahu harus berkata apa lagi saat melihat putrinya.
Beni Ouyang memandangi Milan dan menunjukkan mata serakah: "Milan, ayahmu berutang 500 ribu RMB padaku, kamu bisa saja tidak setuju, tapi kamu harus membayar hutang ayahmu malam ini juga."
Milan tercengang, gajinya saja tidak akan pernah cukup untuk membayar 500 ribu RMB.
“Milan, menikahlah denganku, kamu akan bisa hidup senang denganku ke depannya, dan tidak perlu susah payah bekerja keras lagi.” Beni Ouyang menatap wajah cantik Milan dan tidak bisa menahan mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajahnya.
Milan begitu takut sehingga dia bersembunyi di belakang.
“Jangan malu-malu, kalian, cepat, bawa wanita cantik ini, kita akan menikah malam ini juga.” Beberapa preman langsung mendekat saat mendengar perinta Beni Ouyang.
“Hei, sepertinya ada anggur pernikahan malam ini, lumayan, aku ingin minum.” Sebuah suara tiba-tiba datang dari balik kerumunan.
Milan mendongak dan Reza Qiao bersandar di dinding dan melihatnya.
Milan tidak membiarkan Reza Qiao kemari, karena dia takut dia akan terlibat, tetapi dia tidak menyangka dia masih datang.
“Apa yang kamu lakukan?” Beni Ouyang menatap Reza Qiao.
“Aku mendengar ada anggur pernikahan malam ini, jadi aku bergegas.” Reza Qiao datang sambil tersenyum.
"Sial, aku belum menikah, kamu terlalu cepat, pergi dari sini."
"Hei, kak Beni, kamu tidak ramah sekali, itu tidak sopan."
"Sepertinya kamu memang ingin dihajar, ya."
Milan sedang terburu-buru: "Reza Qiao, jangan urus masalah ini, cepat pergi."
Beni Ouyang berkedip, eehh, pria ini kenal dengan Milan.
Reza Qiao tidak pergi. Dia mengangkat ayah Milan di tanah, menepuk-nepuk lumpur di bajunya, dan berkata kepada Milan: "Kak Milan, bawa ayahmu pulang, biarkan aku yang menangani masalah ini di sini."
"Kamu ..." Milan memandang Reza Qiao dengan cemas.
"Turuti saja perkataanku, oke?” Suara Reza Qiao terdengar lembut, tapi itu tidak diragukan.
Milan membawa pulang ayahnya, dan Reza Qiao menutup pintu halaman dan matanya menatap tajam pada Beni Ouyang.
Beni Ouyang sedikit terkejut: "Bocah sialan, apa kamu ingin membayar hutangnya?"
"Berapa hutangnya?"
"500 ribu RMB."
"500 ribu RMB?"
"Iya."
"Kamu berhutang 500 ribu, kan?"
"Omong kosong, kamu yang berhutang 500 ribu RMB."
"Kamu omong kosong, kapan aku berutang setengah juta RMB?"
"..."
Beni Ouyang terpana melihat Reza Qiao dan sangat marah. Dia mengambil sebatang besi dengan pergelangan tangannya yang tebal: "Bajingan, kamu berani bermain-main denganku, aku habisi kamu!"
"Berapa harga untuk memukul satu kali?"
" 1 RMB."
"Jadi kamu akan memukulku 500 ribu kali agar hutang ini lunas?"
"Ya."
"500 ribu pukulan, jika kamu memukul 1 kali dalam 1 detik, berapa lama kamu akan selesai?"
"..."
"Sepertinya matematika kamu diajarkan oleh guru olahraga, pertanyaan mudah seperti ini saja kamu tidak bisa menjawabnya."
"Katakan."
"Berapa lama ibumu melahirkanmu?"
"..."
Beni Ouyang benar-benar jengkel dibuat Reza Qiao dan mengangkat batang besinya untuk memukul Reza Qiao.
Siapa yang menyangka tongkat besi itu ditangkap oleh Reza Qiao saat belum mengenainya.
Beni Ouyang terdiam sebentar, dan para preman di sekitarnya juga tampak tercengang.
Reza Qiao tersenyum, dia menggoyangkan sedikit tongkat besi itu, dan melemparnya ke tanah.
Beni Ouyang menatap kerumunan, dan menarik napas.
Batang besi itu berputar beberapa kali di tangan Reza Qiao.
Kekuatan sehebat apa bisa melakukan ini!
Semua orang terpana, Beni Ouyang membuka mulutnya setengah dan memandang Reza Qiao, sialan, apa dia bukan manusia?
Reza Qiao mengulurkan tangan dan memegang bahu Beni Ouyang dan berbisik, "Beni, kepalamu pasti lebih keras dari batang besi, bukan?"
Beni Ouyang langsung merasa bahwa tubuhnya dipenuhi dengan rasa dingin yang menakutkan, organ-organ dalamnya seperti bisa meledak setiap saat, dan tulang-tulangnya seperti bisa hancur setiap saat.
Beni Ouyang menggelengkan kepalanya.
“Beni, aku berhutang setengah juta RMB padamu, kan?” Reza Qiao mengambil sebuah batu, memegangnya di tangannya, dan kemudian merentangkan tangannya, batu itu menghilang dan menjadi bubuk halus.
Beni Ouyang takut dan dia sudah tahu kalau ketika dia bertemu dengan orang hebat sesungguhnya, kakinya tidak bisa lagi menahan tubuhnya, dan dia berlutut: "Maafkan aku sudah berbuat lancang, mohon Tuan Reza mengampuni kami dan lepaskan kami ..."
“Aku berhutang setengah juta padamu, kan?” Reza Qiao tersenyum.
“Tidak, tidak, tidak.” Beni Ouyang langsung menjawab.
"Orang tua itu berhutang padamu 500 ribu RMB, kan?"
"..."
"Aku menghitung sampai 3, 1 ..." Reza Qiao menatap Beni Ouyang dengan dingin.
Reza Qiao baru saja mulai menghitung 1, dan Beni Ouyang segera menggelengkan kepalanya: "Tidak, tidak, tidak."
"Baiklah, kamu yang mengatakannya sendiri, kan?"
"Ya, aku mengatakannya sendiri," Beni Ouyang mengangguk dengan penuh semangat.
“Berdiri,” perintah Reza Qiao.
Dengan bantuan preman-preman itu, Beni Ouyang baru bisa berdiri, dan kakinya masih gemetaran.
Kemudian Reza Qiao memanggil Milan dan Ayahnya, berdiri di samping, dan memberi Beni Ouyang senyum lembut.
Reza Qiao tersenyum ringan, tapi itu mengerikan di mata Beni Ouyang. Dia tersenyum dan berkata kepada ayah Milan: "Aku hanya salah paham. Aku salah. Kamu tidak pernah berutang uang padaku. Maaf, sudah mencari masalah denganmu hari ini."
Milan dan ayahnya tercengang, tidak tahu harus berkata apa untuk sementara waktu.
Reza Qiao meminta Ayah Milan untuk kembali ke rumah dan kemudian memandang Beni Ouyang: "Apakah kamu tahu apa hubunganku dengan Milan?"
"Tidak tahu."
"Aku pacarnya Milan."
“Hah?” Beni Ouyang terkejut.
Ternyata Milan memiliki seorang pacar, dan pria ini memiliki keterampilan yang hebat, dia benar-benar buta malam ini, mencari masalah dengan orang hebat seperti ini.
Wajah Milan tiba-tiba memerah, Reza Qiao bajingan, kapan dia menjadi pacarnya?
Reza Qiao terus menatap Beni Ouyang: "Saat Milan dan aku minum anggur pernikahan, kamu harus menyiapkan hadiah yang bagus."
Beni Ouyang mengangguk dengan penuh semangat: "Yah, pasti akan aku siapkan."
Reza Qiao tersenyum: "Sudah malam, pulang sana."
Beni Ouyang sangat lega dan lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.
“Reza Qiao, omong kosong apa yang barusan kamu katakan?” Milan menatap Reza Qiao.
Reza Qiao bertepuk tangan: "Kak Milan, sudah tidak apa-apa."
"Kenapa Beni Ouyang tiba-tiba tidak menginginkan 500 ribu RMB itu lagi?"
"Aku tidak tahu, mungkin dia tiba-tiba menyadari kesalahannya."
"Apakah Beni Ouyang akan mencari masalah lagi di ke depannya?"
"Tidak akan."
"Kenapa kamu begitu yakin?"
"Karena aku laki-lakimu."
"Siapa yang bilang?"
"Aku."
"..."
Milan tidak peduli dengan candaan Reza Qiao, dan sangat bingung. Hutang 500 ribu RMB dilupakan begitu saja? Pasti ada sesuatu di balik ini.
Tetapi semua ini terjadi setelah Reza Qiao muncul, dan itu pasti ada hubungannya dengan Reza Qiao.
Apa hubungannya? Milan semakin bingung.
Milan sangat berterima kasih kepada Reza Qiao saat ini. Jika Reza Qiao tidak muncul, mungkin dia benar-benar akan bersama Beni Ouyang malam ini.
Ditambah dengan proyek 4 miliar RMB (sekitar 8 triliun rupiah), Milan merasa bahwa dia benar-benar tidak bisa memahami Reza Qiao.
Reza Qiao melanjutkan dengan mengatakan: "Kak Milan, bujuk Ayahmu untuk tidak mengisap barang itu lagi, barang seperti itu tidak hanya melukai diri sendiri, tapi juga bisa melukai dan membahayakan keluarga.
Milan menghela napas dan mengangguk.
Reza Qiao menarik tubuh Milan, mencium dahinya dan berkata dengan lembut, "Kak Milan, aku tidak menyangka hidupmu sesusah ini."
Setelah berbicara, Reza Qiao berbalik dan pergi.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusAku bukan menantu sampah
Stiw boy1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBeautiful Love
Stefen LeeMi Amor
TakashiSang Pendosa
DoniCinta Di Balik Awan
KellyHanya Kamu Hidupku
RenataAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan