Asisten Bos Cantik - Bab 196 Hadiah Besar
Reza Qiao mengangguk, “Dengan begitu juga tidak mudah diketahui, tetapi bagaimana dengan ratusan saudara Gang Dongzheng yang tersisa?”
Albert Han berkata, “Dua ratus saudara yang ikut bersamaku kali ini, semuanya adalah dengan kemauan pribadi, hanya yang unggul yang terpilih, akan menarik perhatian jika terlalu banyak orang. Sementara saudara yang tersisa, aku sudah memberikan dana, lalu aku menanyakan pendapat mereka, mereka semua tidak bersedia untuk pulang ke rumah, mereka ingin terus melaksanakan pekerjaan di Kota Qing dengan mengikutimu.”
Reza Qiao berkata, “Dengan begitu, apakah mereka semua bersedia untuk bergabung ke dalam Gang Qingtian?”
“Benar, aku juga tenang untuk menyerahkan mereka padamu.” Albert Han mengangguk.
“Saudara Han tenang saja, aku pasti akan memperlakukan saudara Gang Dongzheng yang baru bergabung dengan baik.” kata Reza Qiao.
“Terima kasih banyak Saudara Qiao.”
“Apakah Saudara Han masih mempunyai arahan lain?”
“Selain menyerahkan ratusan saudara Gang Dongzheng yang tersisa kepada Saudara Qiao, ribuan tawanan malam ini juga akan diserahkan padamu, dengan begitu, kekuatan Gang Qingtian akan bertambah kuat dengan pesat.”
Reza Qiao tersenyum, “Apakah para tawanan itu bersedia bergabung dengan Gang Qingtian?”
“Tadi Wawan sudah mengadakan rapat dengan mereka, mereka yang bersedia untuk bergabung dengan Gang Qingtian akan mendapatkan empat puluh juta, sedangkan yang tidak bersedia boleh pulang ke rumah, pada akhirnya sebagian besar dari mereka meminta untuk bergabung dengan Gang Qingtian.”
“Saudara Han memberikan sebuah hadiah yang begitu besar padaku, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana berterima kasih padamu.” ujar Reza Qiao tersenyum.
“Ini tidak seberapa besar, aku memberikan begitu banyak orang padamu, mungkin kamu akan menggalaukan bagaimana untuk menghidupi mereka.” kata Albert Han.
“Sepertinya aku tidak perlu menggalaukan ini.” ujar Reza Qiao dengan senyum berseri.
“Mengapa?”
“Karena aku tahu setelah ini Saudara Han akan memberiku sebuah hadiah yang lebih besar.” ujar Reza Qiao.
Albert Han tertawa, Reza Qiao memang adalah sangat pintar, bisa menebak apa yang ingin dia lakukan.
“Benar, Saudara Qiao, tanah yang direbut kembali oleh Gang Dongzheng malam ini, ditambah dengan tanah sebelumnya, mulai malam ini semuanya akan diserahkan kepada kamu dan Gang Qingtian, tempat yang besar maupun kecil di tanah itu, sangat cukup untuk menghidupi orang-orang ini.”
Reza Qiao memasang gestur hormat dan berkata, “Apakah Saudara Han tidak menginginkannya lagi?”
“Karena akan pergi, untuk apa tidak merelakan barang-barang itu.”
“Saudara Han memberiku hadiah yang begitu besar, dalam hatiku sedikit banyak merasa tidak tenang, aku tidak bisa mengambil keuntungan besar pada Saudara Han dengan begitu saja.” Reza Qiao berkata sambil tersenyum, “Begini saja, Saudara Han, berikan aku nomor rekeningmu, aku akan mengutus orang untuk mentransfer empat ratus miliar padamu.”
Albert Han terkejut, empat ratus miliar, dari mana Reza Qiao mendapatkan uang sebanyak itu?
“Tidak perlu.” Albert Han bergegas mengibaskan tangan.
“Kenapa, apakah Saudara Han mengira aku sedang bergurau?”
Albert Han tidak paham dengan maksud Reza Qiao, “Saudara Qiao, aku sudah menjual tambang dan aset tetap, aku tidak kekurangan uang.”
Reza Qiao berkata dengan serius, “Saudara Han tidak kekurangan uang adalah masalah Saudara Han sendiri, tetapi aku harus mengutarakan rasa syukur padamu, Saudara Han hendak pergi jauh ke Daerah Segitiga Emas, bagaimana bisa aku mengambil keuntungan besar pada Saudara Han tetapi mengantarkan kepergianmu dengan tangan kosong? Selain itu, Saudara Han tidak perlu khawatir aku akan kehilangan semua harta dengan memberikan empat ratus miliar padamu, bagi aku, empat ratus miliar hanyalah angka kecil.”
Albert Han semakin kaget, bagaimana Reza Qiao mendapatkan uang sebanyak itu? Mengapa dia sama sekali tidak tahu? Jangan-jangan itu adalah maksud Rini Liu yang disalurkan melalui Reza Qiao?
Reza Qiao berkata dengan senyum, “Saudara Han, uang ini sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Rini Liu, sedangkan mengapa aku mempunyai uang sebanyak itu, kamu jangan merasa penasaran lagi. Kamu harus menerima uang ini, kalau tidak, aku juga tidak akan menerima orang dan tanahmu.”
Melihat sikap Reza Qiao yang begitu tegas serta sangat tulus, Albert Han berpikir sejenak, “Baik, karena Saudara Qiao begitu antusias, maka aku hanya bisa menerimanya saja.”
Albert Han memberikan nomor rekening kepada Reza Qiao, lalu dia berkata, “Saudara Qiao, terkait serah-terima anggota dan tanah, maaf merepotkanmu untuk menyelesaikannya malam ini juga, Wawan sedang menunggu.”
Reza Qiao mengangguk, dia mengambil ponsel dan menelepon Beni Ouyang.
Beni Ouyang, Berty He, Regy Wu dan Patrick Peng sedang makan tengah malam, mendengar perintah Reza Qiao, dagu Beni Ouyang pun hampir lepas saking kagetnya.
“Bos Reza… kamu tidak sedang bergurau bukan?” Beni Ouyang tergagap-gagap.
“Bergurau apaan, cepat urus serah-terima dengan Gunawan Zheng.” ujar Reza Qiao tersenyum.
Beni Ouyang mengiyakan, dia menutup telepon, lalu memberitahukan perintah Reza Qiao pada Berty He, Regy Wu dan Patrick Peng, mereka semua sangat girang sekaligus sangat tercengang.
Tepat sekali prediksi Bos Reza, bantuan Gang Qingtian kepada Gang Dongzheng kali ini benar-benar mendapatkan hasil yang sangat besar, malam ini sama dengan berperang untuk diri mereka sendiri, semuanya berada dalam kuasa tangan Reza Qiao.
Tempat-tempat yang dihancurkan Gang Liuhe sama sekali tidak ada apa-apa, sekarang mereka mendapatkan tanah yang begitu besar, dan di tanah-tanah itu terdapat banyak tempat yang besar maupun kecil, pendapatan mereka ke depannya pun bukanlah masalah.
Mereka semua sangat kagum terhadap Reza Qiao, mereka bergegas pergi mencari Gunawan Zheng untuk membuktikan kebenaran perintah Reza Qiao.
Di perjalanan, Berty He menerima pesan dari Reza Qiao yang berisikan nomor rekening: “Besok jual sebagian saham, transfer empat ratus miliar ke rekening ini.”
Meski pesan Reza Qiao sangat sederhana, tetapi sepertinya Berty He memahami sesuatu, dia pun tersanjung atas kemurahan hati dan kesetiaan Reza Qiao.
Sementara Beni Ouyang mereka mulai membahas dengan Gunawan Zheng, di sisi lain Reza Qiao dan Albert Han lanjut minum teh dan berbincang.
“Saudara Han, mulai besok, Gang Dongzheng akan sepenuhnya memudar di Kota Qing, banyak orang yang akan merasa sangat heran.”
Albert Han tersenyum, “Saudara Qiao, sudah aku katakan, ke depannya dunia Kota Qing akan menjadi milikmu, sekarang apakah kamu sudah paham apa yang aku maksud pada saat itu?”
Reza Qiao mengangguk, “Tetapi aku senantiasa menyambut kepulangan Saudara Han.”
“Takutnya tidak akan pulang untuk sementara waktu.” kata Albert Han perlahan-lahan.
“Keputusan Saudara Han kali ini sungguh mendadak sekali, jangan-jangan ada sesuatu dari Daerah Segitiga Emas yang mengaitmu?” tanya Reza Qiao.
Albert Han menatap keluar jendela sambil berkata dengan berat, “Benar, keputusan kali ini memang mendadak, Daerah Segitiga Emas memiliki sesuatu yang tidak bisa aku relakan, demi kaitan ini, aku harus pergi ke Daerah Segitiga Emas.”
“Tidak tahu apakah aku bisa mengetahui sedikit mengenai kaitan ini?”
Albert Han menatap Reza Qiao dan tidak bersuara.
Reza Qiao tersenyum, “Jika Saudara Han kesusahan, maka tidak perlu mengatakannya.”
Albert Han ragu sejenak, dia menghela napas, “Sekarang aku hanya memberitahu Saudara Qiao, kepergianku pada Daerah Segitiga Emas berkaitan dengan alasan kematian ayahku, berhubungan dengan kabar ibu Rini.”
Kelopak mata Reza Qiao melompat, hatinya bergairah sekali, Nyonya Guru masih hidup di dunia ini, serta kemungkinan besar berada di Daerah Segitiga Emas.
Namun mengapa Nyonya Guru berada di Daerah Segitiga Emas, belum diketahui pada saat ini.
Albert Han meneruskan, “Wawan tidak memberitahukan masalah ini padamu, pertama adalah karena dia merasa masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, kedua adalah karena masalah ini sangat penting, dia harus memberitahukannya sendiri padaku. Karena aku tidak menganggap Saudara Qiao sebagai orang luar, karena Saudara Qiao penasaran, maka aku juga tidak lagi menyembunyikannya, sedangkan isi yang lebih spesifik, harap Saudara Qiao maklum….”
Reza Qiao mengangguk perlahan-lahan, “Terima kasih atas kepercayaan Saudara Han padaku dan memberitahukan hal yang begitu penting padaku. Saudara Han pasti juga sepemikiran dengan Saudara Zheng bahwa masalah ini tidak ada hubungannya denganku bukan?”
Albert Han tersenyum mengiyakan.
Reza Qiao menggeleng kepala, “Saudara Han salah, aku Reza Qiao selalu berpemikiran bahwa siapa yang menghunus pedang dan bermandikan darah denganku, maka itu adalah saudaraku. Aku dan Saudara Han adalah saudara, maka masalahmu adalah masalahku, bagaimana bisa dikatakan tidak berhubungan? Terlebih lagi Rini Liu adalah Bos aku, sebagai bawahannya, aku tentu harus perhatian pada masalahnya.”
Alasan Reza Qiao terdengar sangat masuk akal.
Albert Han terharu, “Dapat menjadi saudara dengan Saudara Qiao, sungguh adalah kehormatan aku Albert Han.”
“Meski ke depannya aku dan Saudara Han akan berpisah jauh, tetapi ke depannya jika Saudara Han membutuhkan, aku Reza Qiao pasti akan datang walau melintasi gunung api.”
Albert Han semakin terharu, tetapi dia sama sekali tidak mengetahui identitas Reza Qiao yang sesungguhnya, juga tidak mengetahui hubungan Reza Qiao dengan ibu Rini Liu.
Ayah Albert Han adalah Ayah angkat Rini Liu, sedangkan ibu Rini Liu adalah Nyonya Guru dari Reza Qiao, semuanya berhubungan dengan Rini Liu, Reza Qiao tentu tidak akan berdiam diri.
“Setelah aku menetap di Daerah Segitiga Emas, silahkan Saudara Qiao datang bertamu.”
“Di saat yang tepat, aku pasti akan pergi menengok Saudara Han.” kata Reza Qiao.
“Setelah aku pergi, masih harus merepotkan Saudara Qiao untuk menjaga Rini Liu di Kota Qing.”
“Saudara Han tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini, asalkan ada aku Reza Qiao, maka Rini Liu tidak akan ada masalah.” ujar Reza Qiao.
Albert Han mengangguk.
Reza Qiao melanjutkan, “Tentu saja, aku Reza Qiao pasti aka nada, tidak ada orang yang bisa melakukan apa-apa padaku.”
Albert Han tertawa, berdasarkan kemampuan dan kepintaran Reza Qiao, dia tentu bisa tenang dengan adanya Reza Qiao di sisi Rini Liu.
“Saudara Qiao, masalah yang aku bahas denganmu malam ini, harap kamu jangan memberitahu Rini Liu terlebih dahulu.”
Reza Qiao paham dengan maksud Albert Han, sebelum menemukan Nyonya Guru, dia tidak ingin membuat Rini Liu khawatir.
Albert Han sepemikiran dengannya dalam hal ini.
Reza Qiao mengangguk mengiyakan.
Albert Han berdiri dan memasang gestur hormat kepada Reza Qiao, “Saudara Qiao, selamat tinggal, kita pasti akan berjumpa lagi di kemudian hari.”
Reza Qiao juga berdiri dan memasang gestur hormat, “Saudara Han akan menempuh perjalanan yang panjang menuju Daerah Segitiga Emas, semoga Saudara Han sampai di tujuan dengan selamat, semoga Saudara Han cepat menaklukan dunia baru di sana.”
Albert Han mengangguk, lalu dia pergi.
Reza Qiao berdiri di depan jendela, dia melihat Albert Han berjalan keluar dari kedai teh.
Bayangan sosok Albert Han di bawah lampu jalan tampak kesepian namun tegas, Albert Han naik ke dalam mobil, lalu mobil melesat ke dalam malam hujan….
Setelah perang besar ini, Albert Han dan Gang Dongzheng akan sepenuhnya menghilang dari Kota Qing pada malam ini.
Melihat mobil Albert Han menghilang di dalam malam hujan, mengingat Albert Han akan bepergian jauh menuju Daerah Segitiga Emas, perasaan Reza Qiao meluap-luap, dan entah mengapa sedikit merasa sedih.
Pada saat ini, Reza Qiao menerima panggilan telepon dari Rini Liu.
“Apakah kamu sudah pulang ke asrama dan beristirahat?” Rini Liu mencoba bertanya.
“Belum, aku baru selesai melaksanakan pekerjaan yang aku ambil.” Reza Qiao menarik kembali pikirannya.
“Baru selesai sekarang? Kenapa begitu lama?” tanya Rini Liu kaget.
“Klien mempunyai banyak permintaan, ini harus diramalkan, itu juga harus diramalkan, klien adalah raja, aku harus melayani mereka dengan baik.” kata Reza Qiao tersenyum.
Rini Liu menghela napas lega, “Kalau begitu sekarang kamu datang ke perusahaan untuk menjemputku.”
“Eh, apakah kamu baru selesai makan dengan orang kaya itu?”
“Jamuan makan sudah berakhir sejak lama, lalu orang kaya itu dan Walikota Qiao duduk sejenak di kantorku, Walikota Qiao pergi terlebih dahulu setelah minum teh, orang kaya itu membahas masalah spesifik dari kerja sama, aku dan Kak Lan terus menemaninya, dia baru saja pulang.”
“Tidak disangka orang itu lumayan profesional juga.”
“Seharusnya dikatakan dia sangat memandang berat pada kerja sama kita, karena ini adalah proyek besar senilai 12 triliun, tidak ada orang yang akan lengah.” ujar Rini Liu.
“Kalau begitu aku pergi menjemput kalian sekarang juga.” Reza Qiao menutup telepon dan berjalan keluar dari kedai teh. Dua puluh menit kemudian, Reza Qiao tiba di depan pintu perusahaan, Rini Liu dan Milan sedang menunggu di sana.
Mereka berdua naik ke dalam mobil, Milan duduk di sebelah kursi pengemudi, sedangkan Rini Liu duduk di kursi belakang, lalu Milan berkata, “Antar Direktur Liu pulang ke rumah terlebih dahulu.”
“Baik.” Reza Qiao menjalankan mobil.
“Reza Qiao, tak disangka sekarang kamu baru selesai sibuk, berapa pendapatanmu pada malam ini?” Milan menatap Reza Qiao.
Reza Qiao menyetir sambil berkata dengan sombong, “Pendapatanku pada malam ini sangat besar sekali, klienku mengajukan proyek tambahan, itu memerlukan bayaran tambahan juga, meski aku Dewa Qiao lebih lelah sedikit, tetapi memuaskan klien adalah kebahagian terbesarku, aku menghitungnya secara garis besar, pendapatan malam ini sebesar 3.4 juta.”
“Tidak sedikit sekali, jika setiap hari memiliki pendapatan seperti itu, bukankah dalam sebulan kamu memiliki pendapatan sebesar hampir seratus juta?” kata Milan dengan iri.
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyEternal Love
Regina WangPerjalanan Selingkuh
LindaMy Tough Bodyguard
Crystal Song1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan