Asisten Bos Cantik - Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
Tepat ketika Reza Qiao ingin mengobrol dengan Kakek Gedy, Rini Liu membunyikan klakson mobil untuk mendesaknya.
Kakek Gedy berkata sambil tersenyum, “Reza Qiao, jangan begitu ingin tahu, rasa ingin tahu dapat membunuh orang, ada hal yang paling baik untuk dibiarkan mengikuti arus saja, jangan memaksa.”
Kakek Gedy sepertinya dapat memandang menembus pikiran hati Reza Qiao, dan dia sedang mengingatkan sesuatu padanya, dengan perkataan yang memiliki makna tersembunyi ini.
Reza Qiao tersenyum, “Aku tidak akan melepaskan kamu.”
“Aku si tua pengemis ini tidak memiliki apa-apa, hanya memiliki satu nyawa saja, jangan menakut-nakuti aku, langsung ambil saja.”
“Aku akan membiarkan kamu hidup dengan baik, hidup dengan bebas dan leluasa.” Reza Qiao berjalan kembali menuju mobil sambil tersenyum, lalu menyetir mobil dan melesat pergi.
“Apa yang kamu bicarakan dengan Kakek Gedy tadi?” tanya Rini Liu penasaran.
“Membicarakan kehidupan.” ujar Reza Qiao dengan asal.
“Heng, dengan semua orang pun kamu membicarakan kehidupan, hanya beralasan saja.” Rini Liu merasa tidak puas.
“Kalau begitu membicarakan masalah jamuan pernikahan aku dan kamu, pada saatnya undang dia untuk datang.” Reza Qiao tersenyum menampakkan gigi.
“Bermimpi, siapa yang memiliki jamuan pernikahan denganmu, aku lihat Kakek Gedy tidak akan sempat menunggunya, kamu sedang mengelabui dia.” ujar Rini Liu.
“Perkataan yang aku Reza Qiao ucapkan, semuanya pasti akan terwujud, kamu jangan tidak terima.”
“Aku tidak terima.”
“Tidak apa-apa jika tidak terima, kita lihat saja nanti.”
“Lihat nanti ya lihat nanti saja, siapa yang takut!” Sambil berkata, Rini Liu tersenyum, dia teringat akan taruhan antara Reza Qiao dan dirinya itu.
Reza Qiao menyetir sambil melirik Rini Liu, “Rini, begitu kamu tersenyum, benar-benar menggoda sekali.”
Seketika, senyum Rini Liu memudar, dia memelototi Reza Qiao, “Pikiran bengkok apa lagi?”
“Apa yang dinamakan pikiran bengkok? Aku memuji wanitaku tersenyum dengan cantik, bukankah ini sangat wajar?”
“Aku bukan wanitamu, hatiku bukan milikmu.” ujar Rini Liu.
Reza Qiao tersenyum, “Rini, kuberitahu, aku tidak pernah memiliki pikiran bengkok apapun terhadapmu, segenap hatiku berpikir untuk kebaikanmu, semua yang aku lakukan adalah demi kamu. Sementara kamu berkata bahwa hatimu bukan milikku, aku percaya, namun sekarang, aku sama sekali tidak cemas, sama sekali tidak khawatir, karena aku tahu, cepat atau lambat kamu akan menyerahkan hatimu sendiri padaku. Pada saatnya nanti, aku menolak pun tidak bisa, kamu akan memohonku untuk menerima hatimu. Aduh, aku harus pikirkan, pada saatnya nanti jika kamu mengotot untuk menyerahkan hatimu padaku, aku harus bertindak bagaimana, apakah langsung mengiyakannya, atau menarik-ulur sesaat barulah kuterima, masalah ini harus aku pertimbangkan dengan baik….”
Rini Liu tidak tahu harus berekspresi seperti apa, Reza Qiao tampak kalem ketika tidak berbicara, tetapi begitu berbicara, semuanya adalah perkataan congkak, Dewa Qiao ini sudah tidak bisa disembuhkan lagi.
Setibanya di perusahaan, Rini Liu turun dari mobil dan langsung pergi ke kantornya.
Reza Qiao berjalan santai ke departemen keamanan di perusahaan, Felix Sun sedang berada di sana.
“Felix, bagaimana saudara-saudara dalam akhir-akhir ini?”
“Sangat baik, selain bekerja secara rutin, mereka menggunakan waktu kosong untuk melakukan pelatihan di alam luar.”
Reza Qiao mengangguk, “Sekarang aku berikan sebuah tugas padamu.”
“Silahkan Ketua perintahkan.” ujar Felix Sun.
“Sekarang kamu sebarkan informasi perekrutan petugas keamanan kepada kalangan masyarakat.”
“Oh, apakah tim kita pada sekarang ini akan diperluas?” Felix Sun menatap Reza Qiao.
“Benar, akan diperluas dua kali lipat.”
“Mengapa?” Felix Sun tidak paham.
Reza Qiao tersenyum, “Karena perusahaan membutuhkannya.”
“Dengan begitu, apakah perusahaan akan memperluas cakupan proyek?” Felix Sun merespon dengan sangat cepat.
Reza Qiao mengangguk, “Benar, segera, jumlah petugas keamanan kita pada saat ini akan tidak cukup.”
“Apa persyaratan terhadap perekrutan kali ini?” tanya Felix Sun kepada Reza Qiao.
“Sama seperti petugas keamanan sekarang, hanya menerima veteran tentara, dan hanya memilih yang unggul.” ujar Reza Qiao.
“Baik, dengan bayaran perbulan yang begitu tinggi, seharusnya orang yang melamar akan sangat banyak.”
“Pada saatnya nanti, kamu akan mengatur orang yang lebih banyak, tanggung jawabmu juga akan lebih berat, kamu harus memimpin tim dengan baik.” Reza Qiao menepuk bahu Felix Sun.
“Ketua tenang saja, aku pasti akan mengikutimu dengan setia.”
“Perkataanmu hanya benar setengah, kamu tidak hanya setia padaku, lebih penting lagi adalah harus setia kepada perusahaan, dan setia kepada Direktur Liu.”
Felix Sun mengangguk, “Benar kata Ketua, tim petugas keamanan memang harus setia kepada perusahaan, dan harus setia kepada Direktur Liu, tetapi pertama-tama kami harus setia kepada Ketua, aku bertanggung jawab kepada Ketua, Ketua bertanggung jawab kepada perusahaan dan Direktur Liu.”
Reza Qiao tersenyum, dia menyalakan rokok dan menghisapnya, lalu dia menatap Felix Sun, “Apakah kondisi badan ibumu saat ini sudah tidak apa-apa?”
“Semuanya sudah membaik, terima kasih atas perhatian Ketua.” Begitu teringat akan hal ini, Felix Sun sangat bersyukur kepada Reza Qiao, jika bukan karena Reza Qiao yang memberika bantuan di saat mereka sedang kesusahan berupa uang dua ratus juta, bagaimana mungkin badan ibunya akan membaik dengan begitu cepat.
“Jangan sungkan denganku.” Reza Qiao menatap Felix Sun, “Felix, tahukah kamu apa yang paling aku senangi darimu?”
Felix Sun berpikir sejenak, lalu dia menggeleng kepala, tidak berani memastikan.
Reza Qiao menunjuknya dengan jari, “Yang paling aku senangi bukanlah kekuatanmu, bukanlah kesetiaanmu padaku, juga bukan kemampuan mengelola darimu.”
“Kalau begitu….” Felix Sun menatap Reza Qiao dengan bingung.
Reza Qiao tersenyum, “Hati untuk berbakti.”
Ekspresi Felix Sun langsung menjadi serius.
Reza Qiao berkata dengan lantang, “Seorang yang tidak berbakti, jangankan teman, bahkan tidak bisa menjadi rekan kerja. Seorang yang tidak berbakti, tidak memiliki karakter yang baik, juga sangat buruk dalam bertindak, orang seperti adalah orang yang paling tidak boleh dikenali. Felix, kamu adalah pria sejati, adalah anak berbakti, aku sangat menyenangi hal ini darimu.”
Felix Sun menatap Reza Qiao dengan terharu, “Terima kasih atas ajaran Ketua, aku pasti akan mengingatnya dalam hati.”
Reza Qiao menepuk bahu Felix Sun, “Kamu memiliki orangtua yang dapat kamu berbakti pada mereka, sungguh adalah suatu keberuntungan dalam hidup ini.”
Felix Sun mengangguk, tetapi dia juga merasa bingung, mengapa Ketua mengatakan seperti itu? Jangan-jangan….
Felix Sun tidak berani berpikir lebih lanjut.
Setelah selesai mengucapkannya, tiba-tiba hati Reza Qiao terasa masam, Felix Sun benar-benar lebih bahagia daripada dirinya, dia ingin berbakti kepada orangtua, tetapi di mana orangtuanya?
Reza Qiao mendongak menatap langit dan melamun, tiba-tiba dalam hatinya penuh dengan luapan perasaan yang tak berujung, dia mendesah, lalu berbalik badan dan pergi.
Reza Qiao pergi ke tepi sungai sendirian, dia duduk di sana sambil menatap air sungai yang berriak-riak, sambil memikirkan masalah hatinya sendiri.
Pada saat ini, ponselnya bordering, itu adalah panggilan telepon dari Beni Ouyang.
“Bos Reza, berdasarkan informasi yang akurat, malam ini Gang Liuhe akan beraksi terhadap kita.” Suara Beni Ouyang membawa sedikit rasa gugup.
“Oh, mereka sudah akan beraksi.” Reza Qiao tersenyum, “Apakah sudah diketahui mereka akan beraksi bagaimana?”
“Sekarang masih belum diketahui, tetapi berdasarkan laporan dari saudara-saudara di bawah, di sekitar beberapa tempat kita yang sedikit berkelas, sejak pagi hari ini, tiba-tiba ada orang-orang mencurigakan yang muncul.”
Reza Qiao mengedip, “Baik, aku sudah tahu.”
“Apakah Bos Reza memiliki arahan?”
“Tidak ada, semua urusan di dalam Gang tetap seperti semula, seperti tidak terjadi apa-apa saja.” ujar Reza Qiao dengan pelan.
“Ah, Bos Reza, ini?” Beni Ouyang terkejut.
Reza Qiao berkata dengan suara berat, “Apakah kamu tidak mendengar perkataanku dengan jelas?”
Beni Ouyang tidak berani berkata apa-apa lagi, dia bergegas berkata, “Sudah jelas.”
Reza Qiao langsung menutup telepon, dia lanjut merokok, lalu tertawa tanpa suara.
Melihat waktu sudah siang, Reza Qiao pergi ke sebuah kedai mie di sekitar, dia memesan semangkuk mie sapi, dan berpesan kepada pemilik kedai untuk menambahkan beberapa potong daging sapi lagi. Segera dia akan mendapat bonus dua kali lipat dari Rini Liu, tentu saja harus bersikap baik kepada dirinya sendiri, menambah beberapa potong daging sapi lagi.
Setelah selesai makan, Reza Qiao sedang membersihkan gigi, dia mendapat panggilan telepon dari Rini Liu.
“Paman kecil, cepat datang, cepat datang ke kantorku.” Suara Rini Liu terdengar sangat bergairah.
Mendengar panggilan Bibi kecil yang antusias, Reza Qiao berjalan menuju mobilnya sambil berkata, “Bibi kecil, ada apa denganmu? Sedang dalam masa kawin di siang hari begini?”
Namun Rini Liu tidak menghiraukan usikan dari Reza Qiao, karena saat ini dalam hatinya penuh dengan kegairahan.
“Cepat datang, kuberitahukan sebuah hal yang sangat amat baik.” Rini Liu langsung menutup telepon.
Reza Qiao menyetir sambil tersenyum, Rini Liu yang selalu tenang pada biasanya pun sedikit kehilangan kontrol pada saat ini, jelas bahwa hal ini tidaklah kecil.
Tentu saja Reza Qiao tahu apa hal yang sangat amat baik itu, karena semuanya adalah ulah dia sendiri.
Reza Qiao menyetir kembali ke perusahaan, dan pergi ke kantor Rini Liu.
Melihat Reza Qiao sudah datang, Rini Liu langsung menghampiri dan menggoyang lengannya, “Dewa… Qiao… kamu… sudah datang….”
“Iya, aku sudah datang, Dewi Bos, ada apa, apakah sudah sangat merindukanku? Apakah kita melakukannya di atas sofa atau di atas meja kerja?” Reza Qiao menatap Rini Liu dengan senyum berseri.
Rini liu memukul Reza Qiao dengan ringan, “Jangan mengusik aku, aku sedang membicarakan hal serius denganmu.”
Wajah Rini Liu penuh dengan kegembiraan yang tidak dapat ditutupi.
Melihat ekspresi Rini Liu yang gembira, Reza Qiao sangat senang.
Reza Qiao duduk di sofa, dia mendongak menatap Rini Liu, “Bibi kecil, ayo, duduk dan katakan pelan-pelan.”
Rini Liu duduk di sebelah Reza Qiao, dan berkata dengan girang, “Paman kecil, kamu sungguh adalah Dewa besar, ramalam Dewa kamu tepat sekali, benar-benar tepat sekali.”
“Jika aku bukan Dewa besar yang sesungguhnya, bagaimana kamu bisa menjadi Dewi?” Reza Qiao tersenyum menampakkan gigi.
Rini Liu berkata dengan bergairah, “Tadi keponakanmu menelepon aku.”
“Begitu bergairahkah setelah menerima panggilan telepon dari Walikota? Apakah perlu?”
“Keponakanmu memberitahuku, ada sebuah proyek besar senilai 12 triliun yang akan diserahkan untuk kita kerjakan.” Rini Liu mengepalkan tinju kecilnya.
Reza Qiao memegangi tinju kecil Rini Liu, dan menggosoknya dengan kedua tangan, “Benar saja, ramalan Dewa aku ini tepat.”
“Iya, iya, kamu hebat sekali.” Rini Liu sambil berkata sambil menarik tinju kecilnya dari dalam tangan Reza Qiao, orang ini langsung mengambil keuntungan begitu berkesempatan.
“Katakan bagaimana kejadiannya.” Reza Qiao duduk dengan mengangkat kaki sambil menatap Rini Liu.
Rini Liu menenangkan pikirannya, “Setelah aku makan siang dan baru saja kembali ke kantor, keponakanmu menelepon kemari, dia berkata teman kayanya dari Kota Beijing yang sudah lama tidak bertemu, baru saja tiba di Kota Qing pada pagi hari ini, teman kayanya ini datang ke Kota Qing untuk berinvestasi, dana investasinya mencapai 12 triliun, teman kayanya ingin mencari mitra kerja yang cocok, karena proyek besar senilai delapan triliun yang kita kerjakan berjalan dengan sangat bagus, maka keponakanmu merekomendasikan kita kepada teman kayanya.
Dengan adanya rekomendasi keponakanmu, teman kayanya itu langsung mempelajari keadaan perusahaan kita, dan memiliki keinginan awal untuk bekerja sama, dia setuju untuk berdiskusi dengan kita mengenai hal ini. Jika semua berjalan dengan lancar, maka proyek senilai 12 triliun itu akan diserahkan untuk kita kerjakan, 12 triliun, ya Tuhan, begitu kita menerima proyek ini, perkembangan perusahaan kita bagaikan memiliki sayap yang bisa terbang.”
Reza Qiao mengangguk, proyek besar senilai 12 triliun ini dapat jatuh kepada Perusahaan Foursea, sebenarnya tidak hanya harus berterima kasih kepada Steven Qiao, tetapi juga kepada William Wang. Di hadapan teman kaya ini, sepertinya perkataan William Wang lebih penting daripada Steven Qiao.
Tentu saja, niat awal William Wang bukanlah memberikannya kepada Perusahaan Foursea, dia berbuat seperti ini, sedikit atau banyak juga adalah karena terpaksa.
Namun tidak peduli bagaimanapun, peran William Wang tidak dapat dipungkiri.
Tentu saja, semua ini adalah berkat taktiknya pada hari kemarin.
Reza Qiao terkekeh sambil menatap Rini Liu, “Rini, apakah kamu senang?”
“Senang, senang sekali.” Wajah Rini Liu penuh dengan kegembiraan, “Tadi aku bertelepon dengan teman kaya dari keponakanmu, nanti sore akan pergi membahas rincian kerja sama dengannya.”
“Asalkan kamu senang, membuatmu senang adalah kegembiraan terbesarku.” Perkataan Reza Qiao ini adalah perkataan dari dalam lubuk hatinya, melihat wanitanya sendiri merasa senang, dia tentu juga merasa senang.
Rini Liu meneruskan, “Reza Qiao, benar-benar tidak terpikirkan olehku, bagaimana kamu bisa memprediksikannya dengan begitu tepat, ramalanmu ini benar-benar adalah ramalan Dewa yang sesungguhnya, bahkan bisa meramalkan hal ini.”
“Nama Dewa Qiao aku ini bukan didapatkan dengan berbual, melainkan melalui pelaksanaan dan pengujian.” ujar Reza Qiao dengan sombong.
“Kalau begitu ayo kamu katakan, bagaimana kamu memprediksikannya?” kata Rini Liu dengan penasaran.
“Aku mengamati raut wajahmu dalam beberapa hari ini, aku langsung tahu bahwa kamu akan segera kedatangan hal baik, dan sekarang, hal baik benar-benar sudah datang,” kata Reza Qiao.
“Apakah benar kamu bisa membaca raut wajah?”
Reza Qiao mengangguk, “Aku tidak hanya tahu kamu akan memiliki hal baik ini, aku juga tahu kamu akan kedatangan satu hal baik lagi.”
“Apa maksud perkataanmu ini?” Seketika, Rini Liu tidak sempat merespon.
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaIstri kontrakku
RasudinThe Sixth Sense
AlexanderMy Cute Wife
DessyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniPrecious Moment
Louise LeeAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan