Asisten Bos Cantik - Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
Reza Qiao berjalan kembali ke hotel dengan tangan di punggung, mandi, lalu tidur.
”Tertidur hingga subuh, sampai Winny Xu datang mengetuk pintu: " Little Reza, cepat bangun dan sarapan, sudah jam 8 lewat."
Reza Qiao bangkit dan membuka pintu: "Kalian sudah selesai makan?"
"Belum, barusan pergi ke Central Asia Hotel untuk mengambil kembali barang bawaanku."
"Kopernya masih ada?"
"Willy Xu dan Kak Lan masih di sana, punyaku, kamu dan Kak Rini semua sudah diledakkan."
"Apa kerugian kalian besar?"
"Tidak terlalu besar, semua barang penting selalu aku bawa, yaitu buku catatan dan pakaian."
Reza Qiao mengangguk, mandi sebentar, dan pergi ke restoran bersama Winny, semua orang sedang sarapan.
Melihat Reza Qiao datang, Berty He berkedip: "Apakah Asisten Qiao tidur nyenyak?"
Berty He memperhatikan ucapannya, didepan semua orang bukan dipanggil Adik Kecil, tapi Asisten Qiao.
Reza Qiao tersenyum dan mengangguk: "Tidur nyenyak, jika bukan karena Winny Xu memanggilku, aku bisa tidur sampai jam 12."
Rini Liu berkata, "Reza Qiao, mobil komersial ke bandara sudah diatur?"
"Sudah diatur, sudah parkir di depan hotel."
Rini Liu melihat jam: "Setelah makan, kita akan pergi ke bandara."
Reza Qiao berkata: "Kita sudah akan meninggalkan Kota Macau, ah, ada sedikit perasaan tidak rela, beberapa hari ini tinggal di Kota Macau, hidup benar-benar penuh warna."
Selain Berty He, yang lainnya pasti tidak mengerti apa arti kata-kata Reza Qiao.
Berwarna-warni dan penuh guncangan itu hampir sama.” kata Milan.
“Sebenarnya ini juga sangat menyenangkan,” kata Reza Qiao.
“Apanya yang menyenangkan, hampir kehilangan nyawa.” kata Winny Xu.
Reza Qiao menggelengkan kepalanya: "Tidak begitu, beritahu kepada kalian, ada aku Reza Qiao, nyawa kalian akan diselamatkan dari bahaya kapan saja, aku adalah dewa keberuntungan, dan kalian semua akan selalu aman."
"Tadi malam hanya karena kebetulan, kamu adalah dewa keberuntungan, aku pikir adalah hantu nasib buruk, jika Rini Liu dan Winny Xu tidak tinggal di sebelahmu, tidak akan ikut menderita." Willy Xu berkata dengan kesal.
Reza Qiao menghela nafas berat, "Direktur Xu, bagaimanapun, tidak peduli apa yang aku katakan, kamu selalu merusaknya, tetapi suasana hati aku sedang baik sekarang, jadi tidak ingin berargumen denganmu."
“Aku pikir kamu tidak bisa mengalahkan aku jadi mencari alasan.” Willy Xu mencibir.
Reza Qiao sangat senang: "Direktur Xu, baru sadar, bahwa di bawah bimbinganku yang cermat, hidupmu menjadi lebih baik dan lebih baik, jangan memanggilku guru, biasanya aku tidak menerima murid."
”Mimpi, ingin aku memanggilmu guru? kamu jadi muridku baru benar, tapi aku tidak akan menerima murid sepertimu." Willy Xu mengerutkan bibirnya dengan jijik.
"Lalu orang macam apa yang bisa menjadi muridmu? apakah Rini memenuhi syarat?"
“Tentu saja Rini bisa.” Willy Xu berseru, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang salah saat mengatakannya, tapi tidak bisa menariknya kembali.
Reza Qiao memandang Rini Liu: "Bos, Direktur Xu berkata bahwa ingin menerimamu sebagai murid, jelas sekali memandang rendah kamu, dan berpikir bahwa levelnya jauh lebih tinggi dari padamu."
Rini Liu memutar kelopak matanya ke arah Willy Xu, dengan sangat tidak senang, sial, Willy Xu levelmu ada setinggi aku kah, masih berkata ingin menerima aku sebagai murid.
Willy Xu melihat Rini Liu tidak senang, menjelaskan dengan cepat: "Rini, aku tidak bermaksud begitu, maksudku adalah, aku memandang tinggi kamu, aku hanya memandang rendah Reza."
“Bisa membuat Direktur Xu memandang tinggi diriku, haruskah aku merasa terhormat?” Rini Liu mendengus.
"Tidak, Rini, bukan itu yang ingin aku ungkapkan, aku ingin berkata ..." kata Willy Xu dengan tidak jelas.
“Jangan katakan lagi, bagaimanapun menurutku, kefasihanmu jauh dari Reza Qiao.” Rini Liu berkata dengan sederhana.
Willy Xu menjadi malu, ah, selalu tidak bisa mengalahkan Reza Qiao, sangat menyebalkan.
Setelah makan, semua bersiap berangkat ke bandara.
Milan berkata: "Hans, Candra dan Andy tidak tahu apakah mereka berada dalam penerbangan yang sama dengan kita?"
Winny Xu menggelengkan kepalanya: "Dengar-dengar mereka pergi ke Kota Hongkong tadi malam, mungkin ingin bermain di Kota Hongkong dulu sebelum pulang."
"Kalau begitu bagus, jadi tidak khawatir tentang itu," kata Milan.
Reza Qiao berkedip, "Sebenarnya juga tidak buruk untuk pulang bersama, setidaknya bisa bersenang-senang di pesawat."
Rini Liu memandang Reza Qiao, orang ini selalu dak ada kerjaan, entah memprovokasi ini atau memprovokasi itu, tetapi kunjungan ke Kota Macau kali ini bisa dikatakan cukup baik, tidak ada yang terjadi, tadi malam sudah tertolong dan terlepas dari bencana karena peri keberuntungannya.
Memikirkan hal ini Rini Liu merasa takut, dan diam-diam berterima kasih kepada Reza Qiao.
Semua orang mengemasi barang bawaan mereka dan berjalan ke mobil komersial, sopir sudah menunggu diatas mobil.
Reza Qiao melihat sekeliling sejenak, ada bossy yang sedang terparkir disana, dengan beberapa orang duduk di dalam mobil.
Reza Qiao mengangguk, beberapa orang bodoh ada di dalam mobil, tentu saja Larry Zhao masih di rumah sakit sekarang, bagaimanapun dia masih mendengarkan kata-katanya, bisa dianggap memberikan nyawa kepadanya.
Semua orang masuk ke dalam mobil, dan Reza Qiao duduk di kursi penumpang dan berkata kepada sopir: "Pergi ke bandara."
Mobil komersial melaju dari hotel menuju bandara, dan bossy segera menyusul.
Duduk di dalam mobil, Reza Qiao menoleh dengan antusias: "Semuanya, masih ada waktu untuk sampai ke bandara, ayo hidupkan suasana, aku beri kalian teka teki untuk ditebak oke?"
Oke, aku paling suka mencoba menebak teka-teki Little Reza.” Winny Xu bertepuk tangan.
Berty He, Rini Liu dan Milan semua tidak keberatan, dan Willy Xu meringkuk bibirnya.
"Kalau begitu aku mulai, wanita tidak berpakaian duduk diatas kabel listrik, jawabannya sebuah tanaman."
“Ah, masih bisa apa ini, pasti mati kesetrum?” kata Winny Xu.
Rini Liu mengerutkan kening, orang ini mengatakan tiga hal dalam barisnya tidak jauh-jauh dari kepribadiannya, tapi apa jawabannya?
Semua orang mulai menggunakan otaknya, termasuk sopir yang sedang mengemudi.
“Sebenarnya tanaman apa itu?” kata Milan.
“Tidak bisa menebaknya?” Reza Qiao dengan bangganya.
Berty He mengerucutkan bibirnya, dan Rini Liu dan yang lainnya terlalu kaku, bagaimana mereka bisa memikirkan jawabannya, meskipun dirinya sudah dapat menebaknya, tapi tidak ingin mengatakannya.
“Katakan, apa jawabannya?” Milan tidak bisa menahannya.
"Buah jarak.” kata Reza Qiao dengan puas.
Semua orang tercengang, kemudian mereka mengerti, Winny Xu tertawa keras, Milan ingin tertawa juga, tapi menahannya, Rini Liu marah: "Begitu kotor."
Willy Xu buru-buru menyaut: "Ya, ya, benar-benar kotor."
Meski Rini Liu menganggap teka-teki ini sangat kotor, tapi juga terasa sangat hidup, berusaha untuk menahan tawa.
Melihat wajah Rini Liu, Willy Xu menghela nafas, bersama Reza Qiao, dampak untuk Rini Liu tidak sedikit, dirusak oleh Reza Qiao.
Sambil tersenyum Reza Qiao sambil melirik ke kaca spion, bossy itu mengikuti mobil komersial pada jarak sekitar 200 meter.
Nah, beberapa orang bodoh itu datang.
“Tuan, mengemudi dengan stabil, jangan terlalu cepat.” Reza Qiao memberi tahu sopir, karena takut dia akan mengemudi terlalu cepat, dan meninggalkan bossy di belakangnya.
Sopir mengiyakannya.
Reza Qiao melihat pemandangan di luar mobil, dan bergumam pada dirinya: "Meninggalkan Kota Macau dengan cara ini, benar-benar sepi"
“Ada apa, kamu masih ingin menembakkan meriam untuk mengantar kepergianmu?” Berty He tersenyum.
Reza Qiao mengedipkan mata pada Berty He: "Ini ide yang bagus."
Rini Liu berkata: "Kamu pikir kamu orang besar, permintaan sangat tinggi."
Reza Qiao tertawa.
Di mobil bossy di belakang, si mata bekas luka mengemudi sendiri, si empat mata duduk disampingnya, pria kurus dan si hidung jerawat di belakang.
Melihat kecepatan mobil komersial di depan tidak cepat, si mata bekas luka juga mempertahankan kecepatan dengan stabil.
Si empat mata mengambil remot control, melihat ke si mata bekas luka: "Kapan beraksi?"
Si mata bekas luka tidak terburu-buru, sambil mengemudi sambil berkata, "Tunggu sebentar, masih ada beberapa jalan yang harus dilewati, saat itu tiba dengarkan perintahku."
Si empat mata mengangguk.
Si mata bekas luka berkata lagi: "Semua orang bersiap, jika ada yang tidak mati saat itu, kasih satu tembakan lagi, satupun tidak boleh dilepaskan."
Pria kurus berkata: "Sepertinya kita akan membunuh mereka kali ini."
"Ya, meninggalkan mulut yang hidup akan membawa masalah," kata Si mata bekas luka.
“Sayang sekali beberapa wanita cantik itu,” kata si hidung jerawat dengan enggan.
“Setelah menyelesaikan tugas ini, kita semua telah menjadi sepasang orang bodoh, jika punya uang kenapa khawatir tidak punya wanita cantik?” tanya si empat mata.
“Itu benar,” si hidung jerawat mengangguk.
Si mata bekas luka tersenyum: "Untungnya aku telah menyiapkan tiga set rencana, huh, Reza bisa lepas dari hari rencana awal tetapi tidak untuk yang terakhir, kali ini pasti tidak ada masalah, terimalah pelajaran dari kegagalan rencana pertama dan kedua, kali ini kita harus mengendalikan remot kontrol dalam jarak dekat, untuk memastikan Reza tidak bisa lolos.
“Terima kasih atas rencanamu, kami semua mengandalkan mu untuk menjadi kaya.” Pria kurus senang.
Si empat mata memalingkan kepalanya untuk melihat si hidung jerawat: "Kamu yakin kemarin malam sudah meletakkannya dengan baik kan?”
"Diletakkan dengan baik, tidak ada masalah apapun."
Si empat mata lega, dan memegang remot kontrol dengan kuat.
Setelah waktu yang lama, si mata bekas luka melihat mobil komersial melaju ke Jalan Binhai, di mana sedikit kendaraan melintas dan cocok untuk melakukan aksi, lalu berkata kepada si empat mata: "Bersiaplah, ada tebing di satu sisi, dan laut di sisi lainnya, saat mobil komersial mencapai tempat itu, kamu bisa menekan tombol remot kontrol, meskipun saat itu orang yang berada di dalam mobil tidak mati karena ledakan, mereka akan terlempar ke laut dan tenggelam oleh ledakan tersebut, lalu kita pergi ke sana, semua orang yang tidak mati atau terlempar ke laut akan ditembak, setelah menghabisinya, buang mobil dan mayatnya ke laut, lalu kita akan meninggalkan Kota Macau. "
“Bagaimana dengan Larry? tinggalkan dia sendiri?” tanya si empat mata.
"Larry, hemh, dia masih diare di rumah sakit, biarkan dia tinggal di rumah sakit, kita abaikan saja dia." kata si mata bekas luka.
"Berkurang seseorang untuk dibagi uang, keren." kata si hidung jerawat.
“Benar, sebentar lagi kita semua hampir menjadi Millionaire, sungguh bodoh.” Pria kurus berkata dengan gembira.
Si empat mata menatap mobil komersial di depannya, jarinya ditempatkan pada tombol remot kontrol.
Si mata bekas luka dengan bangga berkata: "Teman-teman, dalam beberapa detik, menurut kalian apa yang akan kalian lihat?"
Pria kurus tersenyum dan berkata: "Tidak perlu menebak, akan ada kembang api yang indah di depan kita, dan masih ada bingkisan untuk ucapan selamat."
Si mata bekas luka tertawa terbahak-bahak: "Ya, itu adalah bingkisan selamat untuk kita, kita segera akan menghasilkan banyak uang, dan menikmati kebahagiaan berada di surga."
Si hidung jerawat bersukacita: "Surga itu bagus, sangat ingin tahu perasaan naik ke surga, itulah dunia kebahagiaan."
“Iya, kita segera akan menikmati hidup bahagia seperti dewa di surga,” kata pria kurus.
Semuanya bersama-sama menantikan kehidupan yang baik yang akan datang.
Si mata bekas luka melihat ke depan dan berkata pada si empat mata: "Siap, tekan—"
Si empat mata itu menekan tombol tanpa ragu-ragu--
"Booom--"
Dengan suara keras, dan kemudian api berkobar ke langit, bossy, diledakkan berkeping-keping dalam sekejap, dan keempat orang bodoh benar-benar naik ke surga dengan kerinduan mereka akan surga.
Badan mobil komersial yang melaju di depan bergetar, yang diakibatkan oleh benturan besar pasca ledakan.
Semua orang di dalam mobil merasakan benturan, dan mendengar suara keras.
Rini Liu berbalik dan berseru: "Ah, mobil di belakang meledak."
Semua orang berbalik bersama, dipenuhi asap mengepul, dan mobil terbakar.
Selain Reza Qiao dan Berty He, raut wajah semua orang berubah.
Reza Qiao tertawa diam-diam, ingin membunuhku, aku membiarkanmu masuk surga dulu.
Berty He mengangguk diam-diam, ini pasti kerjaan Reza.
Sopir itu melambat karena panik, ingin menepi dan berhenti.
“Jangan berhenti, terus mengemudi.” Bentak Reza Qiao.
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeMy Superhero
JessiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Charming Wife
Diana AndrikaAdore You
ElinaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan