Asisten Bos Cantik - Bab 156 Domba Hitam
“Ada apa?” Rini Liu dan Winny Xu menatap Reza Qiao.
Milan menatap Reza Qiao seolah-olah tidak ada yang terjadi, “Iya, ada apa? Mengapa kamu berteriak tiba-tiba?”
Reza Qiao menarik napas sambil menggertak gigi, “Ada serangga yang menggigit belakang pinggangku, sakit sekali.”
Milan diam-diam tertawa, “Oh, begitu, cepat kamu naikkan bajumu, kita lihat.”
Reza Qiao, “Tidak, tidak, ada begitu banyak orang di sini, aku malu sekali.”
Milan berpura-pura perhatian, “Jika kamu tidak segera melihatnya, mungkin serangga itu akan masuk ke dalam bagian tubuhmu yang lain.”
“Benar, Little Reza, jika serangga itu masuk melalui lubang belakang, gawatlah itu.” Winny Xu bergegas berkata.
Rini Li merasa perkataan Winny Xu sedikit berlebihan, tetapi juga belum tidak memiliki kemungkinan seperti itu, dia berkata, “Reza Qiao, lebih baik kamu pergi ke kamar mandi dan tangkap serangga itu keluar saja, kalau tidak mungkin akan sangat gawat.”
Karena Rini Liu berkata demikian, dan dirinya kebetulan ingin pergi buang air, maka Reza Qiao setuju untuk pergi ke kamar mandi.
Melihat Reza Qiao pergi ke kamar mandi, Milan merasa sangat bangga akan dirinya, “Aku juga pergi ke kamar mandi untuk buang air….”
Rini Liu mereka duduk di depan meja makan, lalu Winny Xu berkata kepada Rini Liu, “Kak Rini, jika bukan Reza Qiao yang kebetulan mengatakannya hari ini, kita pun tidak akan tahu bahwa keterampilan self-drawn Kak Lan begitu lihai.”
Rini Liu mengangguk, iya, “Selama ini Kak Lan menutupinya dengan baik sekali, juga tidak ingin mengajarkan keterampilannya, sungguh tidak memandang persahabatan.”
Willy Xu menatap Rini Liu dengan penuh harapan, “Rini, aku juga ingin bermain Mahjong bersama kalian.”
“Oh….” Rini Liu mengedipkan mata, “Bagaimanakah keterampilan self-drawm Direktur Xu?”
“Lumayan.”
“Bisakah menyaingi Kak Lan?”
“Ini harus ditandingkan barulah bisa tahu.”
“Kalau begitu sudahlah, kita bertiga ditambah lagi dengan Tina, pas satu meja, kamu jangan ikut meramaikan lagi.”
Willy Xu tidak turut, “Lalu mengapa kamu menyetujui Reza Qiao untuk ikut meramaikan?”
“Reza Qiao hanya melihat saja, tidak berpartisipasi.”
“Kalau begitu aku juga ingin melihat, aku tidak akan berpartisipasi juga.”
“Tidak bisa, cukup satu penonton saja, untuk apa membutuhkan begitu banyak penonton?” Rini Liu langsung menolak.
Willy Xu lesu sekali, satu-satunya kuota sudah direbut oleh Reza Qiao, dirinya sekali lagi kurang cepat bertindak.
Reza Qiao berjalan keluar dari kamar mandi, ketika dia sedang mencuci tangan, Milan memukulnya dengan keras dari belakang.
Reza Qiao menolehkan kepala, “Kak Lan, mengapa kamu memukulku?”
“Menurutmu mengapa? Dasar bocah sialan, tadi kamu hampir mencelakaiku!” ujar Milan menggertakkan gigi dengan kuat.
Reza Qiao tersenyum, “Kak Lan, lagipula juga tidak ada yang paham dengan maksudnya, kita semua hanya bersenang-senang saja.”
“Kamu memang senang, tetapi apakah kamu tahu seberapa gugupnya, seberapa malunya aku pada saat itu?” kata Milan dengan gusar.
“Aduh, Kak Lan, untuk apa merasa gugup dan malu, sebisa mungkin bersantailah dalam kehidupan ini, tadi aku memujimu bagaikan bunga, seharusnya kamu merasa senang.”
“Dasar sialan, nanti baru aku hitung denganmu lagi.” Milan menghentak kaki lalu berjalan keluar.
Tepat ketika Reza Qiao tersenyum dan hendak berjalan keluar, seorang pria kurus yang mengenakan kaos putih berjalan masuk sambil menatap Reza Qiao diam-diam, lalu langsung berjalan ke dalam.
Melihat pria kurus masuk ke dalam, Reza Qiao mengedipkan mata, lalu dia kembali ke aula dan duduk di depan meja makan sambil menatap ke arah kamar mandi dengan waspada.
Sesaat kemudian, pria kurus berjalan keluar, matanya menyapu ke seluruh restoran, dia menatap ke arah Reza Qiao, lalu pergi keluar.
Reza Qiao mengedipkan mata lagi, pria ini tidak makan di sini, juga bukan peserta rapat, seolah-olah pria itu datang kemari, hanya untuk buang air, hanya untuk melihatnya.
Hhmm, menarik.
Reza Qiao bangkit berdiri, Rini Liu menatapnya, “Reza Qiao, kamu pergi ke mana?”
“Makanan masih belum datang, aku ingin pergi keluar untuk jalan-jalan.”
Rini Liu mengernyit, “Kenapa kamu tidak bisa duduk diam untuk sebentar saja? Tidak boleh pergi, duduk baik-baik.”
Reza Qiao tersenyum lebar, “Duduk dia menunggu di sini sangat membosankan sekali, aku hanya jalan-jalan sebentar di luar, aku akan segera kembali.”
“Tidak boleh.”
“Hanya sebentar saja?”
“Sebentar saja juga tidak boleh.” ujar Rini Liu dengan tangkas.
“Kenapa?” Sebenarnya Reza Qiao ingin keluar untuk melihat ke mana pria kurus itu pergi.
“Mulai dari sekarang, kamu tidak boleh pergi dariku selangkahpun.” Besok mereka akan meninggalkan Kota Macau, Rini Liu tidak ingin Reza Qiao menyebabkan masalah dalam sisa waktu terakhir ini, maka Rini Liu memutuskan untuk mengawasinya sendiri.
Reza Qiao duduk dengan tak berdaya, karena Rini Liu berkata demikian, maka kelihatannya dia tidak akan bisa pergi keluar.
Milan tersenyum, satu ditaklukkan oleh satu yang lain, kelihatannya hanya Rini Liu yang dapat mengontrol Reza Qiao.
Winny Xu berkata, “Little Reza, jika kamu merasa diam menunggu sangat membosankan, kita bisa mengobrol.”
“Mengobrol apa?” tanya Reza Qiao dengan tidak konsentrasi.
“Mengobrol tentang kehidupan.”
Willy Xu melirik Reza Qiao dan mendengus, “Berdiri tidak ada sikap berdiri, duduk tidak ada sikap duduk, sekali lihat saja sudah tahu bukan orang yang berpandangan luas.”
Reza Qiao tidak memiliki ketertarikan untuk bergurau dengan Willy Xu, segenap hatinya ada pada pria kurus yang baru pergi keluar tadi.
Berdasarkan insting, ada sesuatu dengan pria kurus itu.
Mengapa memiliki insting seperti ini, Reza Qiao juga tidak bisa memberikan alasannya.
Terkadang, ada insting orang yang memang dibawa sejak lahir.
“Bos, maksudmu, mulai dari hari ini, aku harus mengikutimu dengan tanpa jarak selangkah pun?”
“Benar, hingga besok kita meninggalkan Kota Macau, kamu tidak boleh pergi sembarangan.” ujar Rini Liu tak terbantahkan.
“Kalau begitu, pergi ke toilet, pergi tidur, apakah kita juga harus bersama-sama?”
Rini Liu menggeleng kepala, “Terkecuali di saat-saat itu.”
“Lalu bagaimana jika kamu pergi rapat di sore hari?”
“Kamu ikut denganku pergi ke aula pertemuan.”
Reza Qiao mendesah, tidak asyik lagi, Rini Liu mengawasinya dengan ketat sekali, jelas khawatir dia akan berbuat onar di saat terakhir.
“Bos, kamu lihat, beberapa hari ini aku sangat patuh sekali, lalu untuk apa mengawasiku dengan begitu ketat di saat terakhir?”
“Aku ini menjalankan tugas hingga pada saat terakhir.” kata Rini Liu dengan bangga.
“Kamu berbuat seperti ini, apakah karena tidak percaya padaku?”
“Jika kamu bersikeras berpikir seperti itu, aku juga tidak ingin menyangkalnya.”
“Mengapa Bos tidak percaya padaku?”
“Karena aku harus bertanggung jawab terhadapmu.”
Reza Qiao mendesah lagi, kapan saja bertanggung jawab, kenapa harus di saat ini.
Melihat tampang Reza Qiao yang tidak berdaya, Rini Liu diam-diam tertawa.
Willy Xu iri sekali, Rini Liu sungguh baik sekali kepada Reza Qiao, mengapa Rini Liu tidak bisa membagikan sedikit kebaikannya terhadap Reza Qiao kepada dia?
Berpikir demikian, Willy Xu bangkit berdiri.
“Kakak, kamu pergi ke mana?” tanya Winny Xu.
Willy Xu berpura-pura berjalan keluar, tetapi matanya menatap Rini Liu, “Makanan belum datang, aku pergi keluar untuk jalan-jalan.”
“Oh, kalau begitu pergi saja.” Winny Xu mengangguk.
Willy Xu masih menatap Rini Liu, tetapi Rini Liu tidak bersuara, melainkan minum teh.
Willy Xu sangat sedih, dia tidak tahan lagi, “Rini, mengapa kamu tidak menahanku? Mengapa kamu juga tidak bertanggung jawab terhadapku?”
Rini Liu merasa heran dan berkata, “Direktur Xu, mengapa aku harus menahanmu? Mengapa aku harus bertanggung jawab terhadapmu?”
“Kalau begitu kenapa kamu berbuat seperti kepada Reza Qiao?” Willy Xu semakin sedih.
“Karena Reza Qiao adalah bawahanku, apakah kamu adalah bawahanku?” Rini Liu bertanya balik.
Willy Xu kehabisan kata-kata.
Rini Liu melanjutkan, “Ada Winny Xu di sini, apakah kamu perlu diatur olehku? Karena Winny Xu sudah mengizinkan, maka kamu sudah boleh keluar.”
Reza Qiao berkata, “Direktur Xu, jika kamu ingin Rini mengaturmu, juga bukannya tidak boleh, tetapi kamu harus menjadi bawahannya terlebih dahulu.”
Willy Xu menatap Rini Liu dengan penuh harapan, “Rini, bolehkan aku menjadi bawahan kamu?”
“Hhmm, apa maksud kamu ini?” Rini Liu mengernyit.
“Maksudku, jika kamu bersedia mengaturku, maka aku bersedia menjadi bawahan kamu.”
Mendengar perkataan Willy Xu, semuanya sangat terkejut.
Milan berkata, “Direktur Xu, kamu adalah Bos dari Perusahaan Young, bagaimana bisa menjadi bawahan Direktur Liu?”
Willy Xu menggertakkan gigi, “Asalkan bisa menjadi pacar Rini, aku rela untuk tidak menjadi Direktur Perusahaan Young, dan pergi ke Perusahaan Foursea untuk menjadi bawahan Rini, menyetir mobil untuk Rini pun aku bersedia.”
Rini Liu merasa pusing, “Direktur Xu, aku tidak sanggup menerima perkataanmu ini.”
“Rini, yang aku katakan adalah perkataan di dalam hatiku.”
Winny Xu menggeleng kepala sambil mendesah, “Dasar Tuan muda Xu yang tidak berguna, menyerahkan tanah kerajaan demi wanita cantik, sungguh domba hitam, kamu tidak menjadi Direktur Perusahaan Young, jangan-jangan perusahaan yang begitu besar akan diserahkan padaku untuk mengaturnya, tidak boleh, menjadi Direktur begitu melelahkan, tidak asyik.”
Reza Qiao juga mengangguk, “Benar kata Winny Xu, sungguh suatu ketidakberuntungan, mempunyai seorang anggota keluarga yang begitu mengecewakan, demi mendapatkan hati wanita cantik, bahkan menyerahkan tanggung jawabnya terhadap perusahaan keluarga, sungguh kurang ajar.”
Willy Xu merasa tidak senang, “Reza Qiao, tidak ada urusanmu di sini, jangan banyak ikut campur.”
“Bagaimana tidak ada urusanku? Kamu ingin bekerja di bawah pimpinan pacarku, tanpa persetujuanku, tentu tidak akan lolos.”
“Siapa kamu, memangnya Rini masih memerlukan persetujuanmu untuk bertindak?” tanya Willy Xu dengan remeh.
“Kamu tanyakan Rini, dalam masalah ini, apakah perkataanku menjadi patokan?” tanya Reza Qiao tersenyum.
Willy Xu menatap Rini Liu.
“Benar kata Reza Qiao.” Rini Liu mengangguk, dia tidak ingin Willy Xu menyerahkan posisi Direktur Perusahaan Young demi mengejarnya, dia sama sekali tidak memiliki kesukaan seperti itu terhadap Willy Xu, Willy Xu berbuat seperti ini, bukankah sedang memaksanya?
Karena Reza Qiao berkata demikian, maka dia memanfaatkan kesempatan saja.
Ah? Willy Xu terkejut, Rini Liu bahkan menyetujui perkataan Reza Qiao, seorang supir yang begitu rendah bahkan bisa membuat keputusan untuk bos, sungguh kurang ajar.
Willy Xu duduk dengan gusar, dia merasa sangat sedih, lalu dia memelototi Reza Qiao.
Reza Qiao menggoyangkan kepala, “Karena Rini sudah setuju, maka aku mewakilinya membuat keputusan, Direktur Xu, mengenai permintaanmu, aku si supir ini tidak mengizinkannya, kamu tetap menjadi Direktur Perusahaan Young dengan baik saja. Tentu jika suatu hari nanti Perusahaan Young diakuisisi oleh Perusahaan Foursea, masih bisa dipertimbangkan untuk menjadikan kamu sebagai Wakil Direktur.”
“Reza Qiao, jangan berkata sembarangan.” Wajah Rini Liu berubah serius, mulut Reza Qiao tidak memiliki pembatas, sampai mengatakan bahwa Perusahaan Young akan diakusisi oleh Perusahaan Foursea, dia tidak pernah memiliki pemikiran seperti ini, ini bukanlah lelucon, sifatnya sangat serius.
Reza Qiao terkekeh.
Hati Winny Xu melonjak, Reza Qiao sungguh semena-mena sekali, bagaimana bisa dia mengucapkan perkataan seperti itu.
“Kak Rini, keputusan yang dibuatkan Reza Qiao untukmu benar-benar sempurna sekali, bahkan sudah memikirkan perkembangan Perusahaan Foursea ke depannya.” Winny Xu tersenyum kepada Rini Liu.
“Reza Qiao sedang beromong kosong, tidak bisa mewakili aku, Winny Xu, kamu jangan menganggapnya dengan serius.” Rini Liu bergegas menjelaskan, dia sangat khawatir, Willy Xu dan Winny Xu akan salah mengira bahwa dia memiliki pemikiran seperti itu.
Winny Xu berkata perlahan-lahan, “Terkait hari esok dari Perusahaan Young, Direktur Xu mempunyai rencana jangka panjang, bukankah, Kakak?”
Willy Xu tidak bersuara, otaknya sedang berputar dengan pesat, jika Rini Liu bisa menjadi pacarnya, memangnya kenapa jika Perusahaan Young diakuisisi oleh Perusahaan Foursea.
Namun, bagaimanapun Willy Xu juga tidak bisa menerima bahwa perkataan ini dikeluarkan dari mulut Reza Qiao, berdasarkan kekuataan Perusahaan Young saat ini, bagaimana bisa diakusisi oleh Perusahaan Foursea? Reza Qiao terlalu congkak.
Melihat Winny Xu sedang menatapnya, Willy Xu mendesah, dan mengangguk.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaMy Tough Bodyguard
Crystal Song1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Sixth Sense
AlexanderInventing A Millionaire
EdisonAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan