Asisten Bos Cantik - Bab 147 Bajak Laut Cantik
Dengan suara tembakan yang gurih, badan Degua Ryle terjatuh ke atas meja, darah segar menyembur, lalu dia mati.
Eva Igo menyerbu pada badan Degua Ryle dan menangis.
Melihat Tuan mereka mati, para pengawal bule yang tergeletak di mana-mana pun termangu.
Fendy Fan juga terbengong, sialan, Si Ubi sudah mati, hari ini sungguh kalah telak.
Moderator dengan lantang mengumumkan bahwa Reza Qiao adalah pemenang akhirnya.
Anak buah Leo Wang berseru girang, Leo Wang sepenuhnya menghela napas lega, Bos Reza sungguh dewa, sebelumnya Dewa Reza berkata bahwa dalam waktu satu malam, dia dapat membuat kekuatan dari perusahaannya berlipat ganda, tak disangka benar-benar terwujud, ini sungguh tidak bisa dibayangkan, apakah dirinya sedang bermimpi?
Leo Wang mencibut pahanya sendiri, sakit sekali, bukan bermimpi, ini adalah kenyataan.
Kemudian Moderator mengumumkan bahwa akan mulai melaksanakan persetujuan berjudi, dan meminta pengacara dari kedua belah pihak untuk mengurus prosedurnya.
Leo Wang menarik Fendy Fan yang terbengong, “Bos Fan, ayo, kita urus prosedurnya….”
Reza Qiao berkata kepada Berty He, “Lady, pistol kecil ini indah sekali.”
Berty He menyimpan pistolnya, “Aku membawanya untuk berjaga-jaga, tak disangka akan benar-benar terpakai.”
“Tetapi Lady, pistol kecil ini belum tentu benar-benar dapat membunuh orang bukan.” kata Reza Qiao tersenyum.
Berty He tersenyum, “Ini adalah pistol mainan imitasi yang aku beli di Kota Macau, tidak ada pelurunya, bagaimana Adik kecil mengetahuinya?”
“Dapat dilihat berdasarkan kekuatanmu dalam memegang pistol, beratnya tidak sama.”
Berty He berkata memuji, “Jeli sekali mata Adik kecil, ini memang lebih ringan sedikit dari yang asli.”
Reza Qiao menghampiri telinga Berty He dan tertawa kecil, “Apakah Lady ingin bermain yang asli?”
Berty He tersenyum centil, “Ingin sekali, tetapi hanya ingin bermain milikmu.”
“Apanya milikku?”
“Pistol, bukankah selama ini kamu membawa sebuah pistol bersamamu, itu adalah yang asli, tabung pistolnya juga bisa berubah menjadi lebar dan panjang.” Berty He melempar mata kepada Reza Qiao.
Reza Qiao tertawa, melihat Eva Igo yang sedang bersedih di sisi mayat Degua Ryle, Reza Qiao mendesah. Pepo Cantik, jangan salahkan aku, Si Ubi menginginkan nyawaku dengan segenap hati, aku hanya bertindak berdasarkan peraturan, bukan bermaksud membunuhnya.
Eva Igo mendongak, tatapan matanya yang tertuju pada Reza Qiao sangat kompleks.
Reza Qiao berbalik badan.
Segera, prosedur serah-terima sudah selesai diurus, lalu Moderator berkata dengan lentang, “Berdasarkan hasil pertandingan, aku mengumumkan, sekarang Perusahaan Hiburan Internasional Ritz menjadi milik Bos Wang.”
Anak buah Leo Wang berseru menggelegar, sedangkan Fendy Fan berwajah suram, dan anak buah yang dia bawa kemari menyimpan pedang mereka dengan patuh.
Saat ini, pengawal bule yang terlempar keluar melalui lubang di langit-langit menyembulkan kepalanya ke dalam aula dari lubang itu, lalu dia berteriak menggunakan bahasa Mandarin dengan kaku, “Ada empat kapal yang melesat ke arah kapal pesiar dengan kecepatan tinggi.”
Mendengarnya, wajah semua orang di aula selain Reza Qiao berubah drastis, mereka semua serentak teringat akan dua kata, yaitu bajak laut.
Semua orang berpikir demikian, adalah karena para bajak laut beraktivitas dengan sangat marak di daareah High Seas.
Para pengawal bule saling bertatapan, pemimpin mereka melakukan gestur tangan untuk menarik diri, lalu mereka berjalan keluar sambil menarik Eva Igo. Eva Igo sambil berjalan sambil menoleh menatap Reza Qiao, lalu berteriak keras, “Reza Qiao, aku mengingatmu.”
Reza Qiao tersenyum, diingat oleh wanita cantik adalah sebuah hal yang menyenangkan, Pepo cantik, sampai jumpa kelak.
Berty He mengernyit, “Wanita bule ini sudah mengingatmu, cepat atau lambat dia akan membalas dendam untuk Si Ubi.”
Reza Qiao mengedipkan mata, “Apakah Si Ubi terbunuh olehku? Atas alasan apa dia membalas dendam padaku? Mungkin dia menyukai aku.”
Berty He tersenyum dan tidak berkata apa-apa lagi.
Para pengawal bule membawa Eva Igo keluar dari aula dalam sekejap.
Melihat para pengawal bule sudah kabur, barulah Fendy Fan sadar kembali dari pikirannya. Bajak laut adalah sekelompok orang yang membunuh dengan tanpa mengedipkan mata, dia tidak boleh menunggu mati di sini.
“Cepat lari….”
Fendy Fan beserta anak buahnya bergegas berlari keluar, Fendy Fan menghentikan langkah ketika tiba di depan pintu aula, lalu dia menatap Reza Qiao dan Leo Wang sambil tersenyum bengis, “Memangnya kenapa jika kalian menang? Begitu bajak laut datang, jika kalian tidak dibunuh maka akan menjadi sandera, Leo Wang, barang yang baru saja tiba di tanganmu tetap saja akan menghilang, jangan bangga terlalu cepat.”
Setelah selesai berbicara, Fendy Fan langsung berlari keluar, dia naik ke atas kapal yang diberhentikan di samping kapal pesiar, diikuti oleh anak buahnya dan para pengawal bule, lalu mereka pergi dengan pesat.
Leo Wang menatap Reza Qiao, “Bos Reza, kita juga pergi saja, kalau mengulur waktu lebih lama lagi, akan tidak sempat, bajak laut semuanya sangat kejam dan sadis.”
Reza Qiao menggeleng kepala, “Aku belum pernah melihat seperti apa tampang bajak laut, tidak mudah bertemu satu kali, kesempatan yang baik ini tidak boleh dilewatkan, aku tidak pergi, aku akan menunggu di sini.”
Leo Wang sangat cemas, para bajak laut akan membunuh orang setelah merampas harta benda untuk menjaga rahasia, atau menjadikan orang-orang sebagai sandera untuk ditukarkan dengan uang tebusan, tetapi Reza Qiao tidak pergi, maka dirinya juga hanya bisa menuruti.
Reza Qiao duduk dengan kaki terangkat, dia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan santai. Leo Wang menatap cemas kepada Reza Qiao, lalu kepada Berty He.
Berty He menatap Leo Wang, “Bos Wang, apakah kamu dapat memastikan bahwa yang datang adalah bajak laut?”
“Berdasarkan pengalamanku selama bertahun-tahun, sembilan dari sepuluh kemungkinan adalah iya.”
“Lalu yang satu itu adalah apa?”
“Tidak tahu.” Leo Wang menggeleng kepala.
Reza Qiao berkata dengan senyum berseri, “Masih ada satu kemungkinan, aku tebak mungkin adalah wanita cantik.”
Leo Wang tersenyum pahit, bagaimana mungkin ada begitu banyak wanita cantik, sebenarnya apa yang ingin dilakukan Bos Reza dengan menunggu di sini?
Seorang anak buah berlari ke dalam untuk melapor, “Fendy Fan dan para pengawal bule sudah kabur hingga jauh, bajak laut mulai menaiki kapal, mereka semua memegangi senjata.”
Wajah Leo Wang menjadi pucat, gawat, bajak laut sudah menaiki kapal, sudah tidak bisa kabur lagi.
Reza Qiao mengangguk, “Hhmm, persilahkan bajak laut kemari untuk membahas kehidupan saja.”
Anak buah itu terbengong, dia berdiri di tempat dan tidak bergerak.
Pada saat ini, terdengar teriakan panik dari luar sana, bercampur dengan seruan, “Kedua tangan di atas kepala, berjongkok, jangan bergerak….”
Badan Leo Wang bergoyang, bajak laut sedang mengontrol kapal pesiar.
Sesaat kemudian, ada beberapa orang yang menyerbu masuk dengan membawa senapan mesin ringan, mereka semua mengenakan pakaian hitam yang digunakan untuk beraksi pada malam hari, dan mengenakan penutup wajah berwarna hitam, hanya menampakkan sepasang mata saja, di bagian depan penutup wajah terdapat logo tengkorak yang mencolok.
“Tidak ada yang boleh bergerak, kedua tangan di atas kepala, berdiri menempel ke dinding.” perintah bajak laut dengan suara keras sambil mengayun senapan mesin ringan.
Semuanya menuruti dengan taat, terkecuali Reza Qiao yang duduk santai di sana, sambil merokok sambil mengamati sekelompok si baju hitam ini.
Seorang si baju hitam berjalan kemari, dia menodongkan moncong senapan pada Reza Qiao, dan berkata dengan suara yang sangat gurih, “Dengar tidak, kedua tangan di atas kepala, berdiri bersandar ke dinding.”
Reza Qiao tertawa, ada pula seorang bajak laut wanita, suaranya sangat enak di telinga.
“Apakah kesatria wanita adalah wanita cantik?” tanya Reza Qiao dengan senyum berseri.
Wanita baju hitam tertegun, tak disangka pada saat ini masih ada orang yang begitu bernyali besar.
Wanita baju hitam memegangi senapan dengan satu tangan, tangannya yang lain menarik belakang kerah Reza Qiao, lalu dia mengangkatnya ke atas dengan kuat, “Bangun kamu.”
Kemudian, wanita baju hitam tertegun, dirinya bahkan tidak berhasil mengangkat bocah kurus ini.
Wanita baju hitam menambah tenaganya, namun tetap tidak berhasil mengangkatnya.
Hhmm, bocah ini kelihatannya kurus kerempeng, mengapa dirinya tidak mampu mengangkat dia? Wanita baju hitam merasa aneh, dia menarik belakang kerah Reza Qiao dan terus menambah tenaganya.
“Kesatria wanita, jangan tarik lagi, jika kamu tarik lagi maka baju akan lepas.” ujar Reza Qiao dengan senyum berseri, dia masih duduk di sana dengan mapan.
Wanita baju hitam berpikir sejenak, benar juga, lalu dia melepaskan tangannya, “Kamu bangun sendiri.”
“Tidak.”
“Aku suruh kamu berdiri, dengar tidak.” Wanita baju hitam memberatkan nada bicaranya.
“Tidak.”
Wanita baju hitam gusar, dia mengayun senapan mesin ringan di tangannya, “Jika kamu sekali lagi berkata tidak, aku akan menembakmu.”
“Kamu tidak akan.” Reza Qiao menggeleng kepala.
“Mengapa?”
“Karena kamu adalah kesatria wanita, kesatria wanita tidak akan membunuh sembarangan.”
“Salah, kami adalah bajak laut, bajak laut tidak pernah berkedip ketika membunuh.”
Reza Qiao terkekeh, “Mengapa aku merasa kalian tidak mirip dengan bajak laut?”
Wanita baju hitam bergidik, “Siapa kamu?”
“Aku adalah tamu di kapal pesiar.”
“Aku lihat kamu tidak mirip dengan orang baik.” Wanita baju hitam menekan dada Reza Qiao dengan moncong senapannya.
Reza Qiao meraba tabung senapan sambil tersenyum, “Kamu menyebut dirimu sebagai bajak laut, tetapi mengatakan aku bukan orang baik, jika dikatakan seperti itu, memangnya bajak laut adalah orang baik?”
Seketika, wanita baju hitam tidak tahu harus menjawab bagaimana, dia berpikir sejenak, “Kami adalah orang baik.”
“Maka kalian bukan bajak laut, bajak laut semuanya adalah orang jahat.” Reza Qiao mengangkat kaki dengan santai, hingga saat ini, tidak terdengar satupun suara tembakan, ini tidak sesuai dengan gaya perilaku bajak laut. Selain itu, pergerakan dari beberapa si baju hitam yang berjalan masuk terlihat sangat terlatih, sementara pergerakan bajak laut adalah santai dan lemas.
Wanita baju hitam mengernyit ketika melihat mayat Degua Ryle di samping, mengapa ada bule di sini?
“Siapa orang yang mati itu?” tanya wanita baju hitam pada Reza Qiao.
“Bule.”
“Perkataan sampah, bagaimana orang itu mati?”
“Bunuh diri, pistol pun masih ada di tangannya.”
“Mengapa dia bunuh diri?”
“Karena kalah dalam bermain Russian Roulette denganku.”
“Kalian berjudi di sini?”
“Iya, apakah kesatria wanita datang untuk menangkap pejudi?” Reza Qiao menatap wanita baju hitam, hhmm, postur badan kesatria wanita lumayan bagus, matanya sangat lincah.
Wanita baju hitam berkata terhadap headset, “Ketua, di sini ada bule mati.”
Entah apa yang dikatakan Ketua kepada wanita baju hitam, wanita baju hitam mengayun senapan mesin ringan pada Reza Qiao, “Bangun, ikuti aku.”
“Ikuti kamu pergi ke mana?”
“Kamu akan tahu ketika sudah sampai.”
“Jika aku tidak pergi?”
“Jika kamu berisik lagi, aku tidak akan sungkan terhadapmu.” Wanita baju hitam gusar.
“Kesatria wanita, jangan marah, begini saja, biarkan aku melihat seperti apa tampangmu, lalu aku akan mengikutimu.” ujar Reza Qiao dengan rileks.
Wanita baju hitam semakin gusar, sialan, bocah ini banyak masalah sekali, bahkan ingin melihat seperti apa tampang dirinya, melihat tatapannya yang mesum, pasti bukan orang baik.
“Bocah keparat, jangan banyak omong kosong, akan kutunjukkan kehebatanku.” Wanita baju hitam melemparkan senapan kepada rekannya, lalu menyerbu ke arah Reza Qiao dengan sikap bela diri.
Ketika wanita baju hitam hendak menangkap Reza Qiao, badan Reza Qiao bergerak sedikit, tetapi masih duduk di sana, namun wanita baju hitam hanya menangkap udara.
Wanita baju hitam tertegun, dengan satu seruan, kakinya yang panjang membuat sebuah garis melengkung yang indah, dan menghantam ke kepala Reza Qiao.
Reza Qiao mengangkat tangan menangkap kaki wanita baju hitam yang melaju terbang di udara, dia sekaligus meraba ke atas, “Ckck, mulus dan sangat halus, bagus, bagus.”
Wanita baju hitam marah sekali karena malu, dia bergegas menarik kembali kakinya, dia berusaha keras selama beberapa kali, tetapi gagal, dia pun cemas, badannya mengambang di udara, lalu dia menendangkan kakinya yang lain ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao melepaskan tangannya, lalu dia menangkap kaki lain yang menendang kemari, dan merabanya, “Ckck, yang ini juga sangat bagus.”
Wanita baju hitam sangat gusar, dia mengerahkan segenap kekuatannya, namun kakinya tetap berada di tangan Reza Qiao dan tidak bisa digerakkan.
“Dasar preman, lepaskan aku.”
“Boleh juga melepaskan kamu, lepaskan penutup wajahmu.” kata Reza Qiao tersenyum.
“Jangan harap.”
“Mengapa begitu takut dilihat orang? Jangan-jangan kesatria wanita adalah dinosaurus betina?”
“Omong kosong, kamulah dinosaurus betina.”
“Aku adalah pria, bagaimana mungkin adalah dinosaurus betina?” kata Reza Qiao sambil meremas betis wanita baju hitam yang berisi, hhmm, betis ini termasuk yang kelas menengah di antara para kaki.
Wanita baju hitam meraba di bagian pinggangnya, muncullah sebuah pistol di tangan, lalu dia menodongkan moncong pistol pada Reza Qiao, “Keparat, lepaskan.”
“Jangan-jangan kesatria wanita ingin memukul mati pria tampan nomor satu di dunia?” tanya Reza Qiao termangu.
“Phui, kamu bocah seperti ini, beraninya menyebut dirimu sebagai pria tampan nomor satu di dunia.” Wanita baju hitam mendengus, “Lepaskan, dengar tidak?”
“Tidak.”
“Kalau begitu aku akan menembak?”
“Tembak saja, ambillah nyawaku.”
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Yang Tak Biasa
WennieAfter Met You
AmardaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMy Lifetime
DevinaIstri Pengkhianat
SubardiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan