Asisten Bos Cantik - Bab 145 Peluru Terakhir
Degua Ryle menatap Reza Qiao dengan tatapan hina, “Bocah, kamu merasa takut?”
Reza Qiao mendesah, “Aku bukanlah takut, melainkan merasa kasihan untukmu, kamu si ubi busuk yang sebesar ini, jika dilubangi lagi, bukankah akan semakin buruk rupa?”
“Tidak perlu kamu khawatirkan, jika kamu merasa takut maka mengaku kalah saja.”
“Jika aku mengaku kalah, bukankah kamu akan memenangkan permainan Poker tadi, bukankah 40 triliun itu akan menjadi milik kalian?”
“Tentu saja.”
“Aku benar-benar tidak rela memberikan begitu banyak uang kepada kalian, aku ini dari dulu menginginkan uang daripada nyawa.” ujar Reza Qiao mendesah.
“Haha, kalau begitu kamu pertaruhkan dengan nyawa saja.”
“Baiklah, karena kamu bersikeras ingin mempertaruhkan nyawa denganku, hari ini aku pun menemanimu bermain, tetapi aku beritahu terlebih dahulu.”
“Katakan….”
“Setelah kamu tiba di dunia bawah, jangan menuntut nyawa padaku.”
Degua Ryle tertawa terbahak-bahak, “Dasar bocah, aku justru khawatir kamu akan menuntut nyawa padaku setelah tiba di neraka.”
“Aku tidak akan, asalkan kamu tidak berbuat seperti itu pun sudah baik.”
“Aku terlebih lagi tidak akan.”
“Kalau begitu kita mulai saja, kamu yang memulai tembakan pertama.”
Degua Ryle tertegun, sialan, ini tidak bisa, dirinya sudah menghitungnya sejak awal, orang yang memulai tembakan pertama pasti akan mampus, dia harus membiarkan Reza Qiao yang memulai tembakan pertama.
Degua Ryle berpikir sejenak, “Aku yang memulai terlebih dahulu dalam Texas Poker dan mendapatkan Straight Flush Royal, dalam Russian Roulette ini, tentu saja kamu yang akan memulai terlebih dahulu.”
Lalu Degua Ryle mengedipkan mata kepada Fendy Fan.
Fendy Fan memahami maksud Degua Ryle, dia bergegas berkata, “Benar, benar, Reza Qiao, seharusnya kamu yang memulai terlebih dahulu.”
Anak buah Fendy Fan juga berseru mengiyakan.
Reza Qiao mengangguk, “Baiklah, karena kalian berkata seperti itu, maka aku mulai terlebiih dahulu saja, kalau tidak, kalian juga tidak akan terima jika kalian kalah.”
Moderator memberikan pistol kepada Reza Qiao, lalu Reza Qiao menodongkan pistol pada pelipis.
Seluruh aula menjadi gugup, semua orang menatap erat pada Reza Qiao.
Berty He mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan erat, telapak tangannya penuh dengan keringat.
Reza Qiao menarik pelatuk dengan tanpa ragu.
“Krak….”
Tembakan kosong.
Berty He merasa lega, dia masih mencengkeram tangan kiri Reza Qiao.
Leo Wang juga merasa lega, tembakan pertama ini sudah berhasil dilewati.
Reza Qiao tersenyum kepada Berty He, lalu memberikan pistol kepada Degua Ryle, “Si Ubi, aku menebak ada peluru dalam tembakan kedua.”
Degua Ryle tersenyum, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis dan menarik pelatuk.
“Krak….”
Tembakan kosong lagi.
Kemudian, Reza Qiao mengambil pistol dan menodongkannya pada pelipis.
Hati Berty He mengambang lagi, dia mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan erat, dan keringat di telapak tangannya menjadi semakin banyak.
Reza Qiap tersenyum kepada Degua Ryle, lalu menarik pelatuk.
“Krak….”
Tembakan kosong lagi.
Berty He merasa lega, sialan, dua tembakan sudah berhasil dilewati, sungguh menakutkan.
Leo Wang mendekap jantungnya, besar sekali nyawa Bos Reza, sekali lagi berhasil melewati malapetaka, masih tersisa satu tembakan terakhir.
Reza Qiao mendorong pistol ke arah Degua Ryle, “Si Ubi, dalam tembakan ini pasti ada peluru.”
Degua Ryle tersenyum dingin, dia sudah mempunyai keyakinan sebesar 99 persen sejak awal, peluru ada pada tembakan kelima.
Degua Ryle menodongkan pistol pada pelipis dengan santai, lalu menarik pelatuk.
“Krak….”
Tembakan kosong lagi.
Semua orang menjadi gerah, empat tembakan pertama semuanya adalah tembakan kosong, kedua belah pihak sungguh bernyawa besar, dalam dua tembakan terakhir ini, pasti ada salah satu tembakan yang berisi, tidak tahu pada akhirnya siapa yang akan tertembak.
Degua Ryle menyodorkan pistol kepada Reza Qiao sambil tersenyum.
Reza Qiao mengambil pistol dan menatap Degua Ryle, “Si Ubi, kamu tebak, adakah peluru dalam tembakan ini?”
“Pasti ada.”
“Mengapa kamu begitu yakin? Jangan-jangan kamu sudah tahu sejak awal?” Reza Qiao mengernyit.
“Tentu saja aku tidak akan tahu, tetapi aku tahu kamu pasti akan kalah, maka akan ada peluru dalam tembakan ini.” Meski berkata seperti itu, tetapi Degua Ryle tahu, tembakan ini pasti akan menghabisi nyawa Reza Qiao, dengan pendengarannya yang sangat hebat dan tajam, dia tidak pernah kalah dalam 28 kali permainan, kali ini tentu juga tidak akan salah mendengar.
Reza Qiao mengangguk, “Karena kamu begitu percaya diri, maka aku pasti akan segera mati, tak disangka aku Reza Qiao yang begitu hebat, pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini dengan begitu sederhana, aku masih belum cukup hidup.”
Kepedihan bangkit dalam hati Leo Wang, dialah yang telah membebani Reza Qiao.
Reza Qiao menatap Leo Wang, “Little Wang, Si Ubi sudah mengaturkan akhirat untukku, aku akan pergi, adakah yang ingin kamu katakan denganku?”
Leo Wang menyeka matanya dan berkata dengan pedih, “Bos Reza, kamu kehilangan nyawa karena aku, kamu tenang saja, aku Leo Wang bukanlah orang yang tidak tahu membalas budi, setelah kamu pergi, semiskin apapun aku juga akan merawat kerabatmu dengan baik.”
Reza Qiao mengernyit, “Kerabatku semuanya adalah wanita cantik, kamu bocah ini apakah memiliki niat terhadap wanitaku?”
Leo Wang sangat ingin menangis, sudah tiba pada saat ini, namun Reza Qiao tetap memiliki hati dan pikiran untuk bergurau.
Lalu Reza Qiao menatap Berty He, “Lady, adakah yang ingin kamu katakan denganku?”
“Jika Adik kecil mati, aku akan ikut bersamamu.” tutur Berty He.
Reza Qiao mengusap tangan Berty He yang penuh dengan keringat, “Hhmm, dengan adanya perkataan Lady ini, walau aku Reza Qiao mati pada hari ini, juga pantas.”
Berty He merasa sedih sekali, jangan-jangan hari ini dia benar-benar akan menyaksikan Reza Qiao mati di depan matanya sendiri?
“Tetapi, Lady, aku masih berencana lanjut membahas kehidupan denganmu pada esok hari.” Reza Qiao terkekeh.
Melihat Reza Qiao tertawa dengan begitu rileks, Berty He juga tidak tahan untuk tersenyum.
Degua Ryle sudah tidak sabar menunggu, “Dasar bocah, jangan bertele-tele, cepat tembak.”
Fendy Fan juga ikut mendesak, “Reza Qiao, kamu bertele-tele apa lagi di ambang maut?”
Reza Qiao menatap mereka dan tersenyum, “Kalian begitu berharap aku cepat mati, Si Tolol, apakah kamu merasa 40 triliun itu sudah ada di tangan?”
Fendy Fan mencibir, “Semuanya mempertaruhkan dengan nyawa, masing-masing memiliki setengah peluang, tidak sampai pada akhirnya aku tidak akan berkata sembarangan.”
“Meski kamu berkata seperti itu, tetapi dalam hatimu pasti sudah yakin akan menang.”
Fendy Fan mendengus, tidak lagi menghiraukan Reza Qiao.
Lalu Reza Qiao menatap Eva Igo, “Pepo cantik, setelah aku pergi, akankah kamu rindu padaku?”
Saat ini Eva Igo merasa kasihan dan iba kepada Reza Qiao, Kakak tidak pernah kalah dalam bermain Russian Roulette, karena sudah menang 28 kali, kali ini tentu juga tidak akan kalah.
Pria tampan Asia ini sangat manis, jika mati begitu saja, benar-benar sangat disayangkan.
“Tampan, aku sangat bersedih untukmu….” ujar Eva Igo mendesah.
“Jangan-jangan Pepo cantik menyukai aku?” Reza Qiao tertawa.
Eva Igo mengangguk dengan senyum pahit, memangnya kenapa jika dia menyukai Reza Qiao, lagipula Reza Qiao pun akan segera mati.
“Pepo cantik, aku akan mengingatmu.” Reza Qiao mengangguk, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis sambil menatap semua orang, “Para hadirin sekalian, lihat baik-baik….”
Semua orang menatap Reza Qiao sambil menahan napas.
Reza Qiao berekspresi tenang, dia perlahan-lahan menarik pelatuk….
Berty He mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan sekuat tenaga, lalu memejamkan mata, tembakan ini akan menentukan apakah dirinya hendak mengikuti Reza Qiao pergi.
Di saat bersamaan, Leo Wang juga memejamkan mata, tembakan ini akan menentukan apakah dirinya bangkrut.
Degua Ryle juga merasa gugup tak tertahankan, meski dia memiliki keyakinan sebesar 99 persen, namun saat ini dia tetap mengkhawatirkan satu persen kemungkinan itu.
Udara di dalam aula pun berhenti mengalir, dan sangat hening.
“Krak….”
Terdengar suara yang nyaring dan gurih.
Tembakan kosong.
Berty He membuka mata, lalu dia langsung memeluk Reza Qiao.
Leo Wang mengayun kedua tangannya dengan bergairah, Reza Qiao sudah berhasil melewati tiga tembakan, dirinya menang!
Wajah Degua Ryle berubah drastis, badannya juga gemetaran.
Wajah Fendy Fan lesu dan suram, hidup atau mati Si Ubi tidaklah penting, tetapi dirinya akan kehilangan 40 triliun.
“Bagaimana kamu ini?” Fendy Fan meledak marah.
Degua Ryle memejamkan mata, mampus, permainan handal yang telah dia menangkan sebanyak 28 kali, tak di sangka kali ini justru celaka di tangan Reza Qiao.
Jelas-jelas memiliki keyakinan sebesar 99 persen bahwa dirinya akan menang, kenapa satu persen itu justru terjadi pada dirinya sendiri? Jelas-jelas dia mengidentifikasi bahwa peluru ada pada tembakan kelima, kenapa menjadi yang terakhir?
Degua Ryle berpikir dengan pesat, lalu mendadak dia paham, masalahnya ada pada dehaman Reza Qiao. Di saat yang signifikan itu, dehaman Reza Qiao membuat dirinya sedikit kehilangan fokus, namun justru mengakibatkan kesalahan minor pada penentuannya, kesalahan minor ini pun menghilangkan nyawanya sendiri.
Dalam mimpi pun tak terpikirkan oleh Degua Ryle bahwa di dunia ini terdapat orang yang memiliki pendengaran yang begitu peka, kemampuan mengidentifikasi yang begitu akurat, terutama orang itu adalah orang yang pertama kali bermain permainan ini. Selama ini Degua Ryle merasa dirinya tidak memiliki lawan di dunia ini, dia sudah berhasil menaklukkan Benua Amerika, Eropa, dan Australia, tetapi tak disangka dia akan bertemu dengan orang yang begitu hebat di Asia.
Reza Qiao mendorong pistol ke arah Degua Ryle, wajahnya membawa senyum yang berat.
Degua Ryle perlahan-lahan mengambil pistol dengan tanpa ekspresi, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis, dan meletakkan jari telunjuknya di atas pelatuk.
Fendy Fan memelototi Degua Ryle dengan ganas, sialan, tidak apa-apa jika menghilangkan nyawa kamu sendiri, tetapi kamu juga menghilangkan seluruh jerih payahku, Si Ubi keparat.
Eva Igo menjadi cemas, dia menatap Reza Qiao dengan memohon, “Tampan, mohon kamu bermurah hati dan angkat tangan, asalkan kamu melepaskan Kakak aku, aku akan memenuhi segalanya padamu.”
Reza Qiao tersenyum, “Apakah kamu juga bersedia untuk menjadi wanitaku?”
“Iya, aku sangat bersedia.” Eva Igo bergegas mengangguk, dia memang memiliki perasaan baik terhadap Reza Qiao, dia juga bersedia jika tidak ada kejadian ini, apalagi sekarang.
Senyum Reza Qiao memudar, “Pepo cantik, jika sekarang aku adalah Kakak kamu, akankah kamu memohon padanya untuk melepaskan aku?”
“Iya, aku akan.”
“Tetapi akankah Kakak kamu setuju untuk melepaskan aku?”
Eva Igo kehabisan kata-kata, dia tahu, jika sekarang Reza Qiao adalah Degua Ryle, tidak peduli bagaimana dia memohon, Degua Ryle juga tidak akan melepaskan Reza Qiao, dia sangat mengetahui kekejaman Kakak terhadap lawannya.
“Kakak kamu yang mengusulkan untuk bermain Russian Roulette, aku berkata baik-baik membujuknya untuk jangan mempertaruhkan nyawa, tetapi dia tidak mendengarkan aku. Mengapa tidak mendengarkan aku, karena dia tahu dirinya pasti akan menang, pasti bisa menghabisi nyawaku. Sekarang kamu memintaku untuk melepaskannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah bermaksud untuk melepaskan aku, menurutmu apakah ini adil?” Suara Reza Qiao sangat dingin.
Eva Igo menjadi canggung.
Degua Ryle berkata, “Eva Igo, jangan memohon Reza Qiao, dia tidak akan melepaskan aku.”
Reza Qiao tersenyum, “Si Ubi, sampai sekarang pun kamu masih tidak ingin mengaku kalah?”
Degua Ryle menatap Reza Qiao, wajahnya terlintas akan kelicikan, lalu dia berteriak, “Aku adalah Raja Judi Dunia, Raja Judi Dunia selamanya tidak akan kalah.”
“Walau kamu adalah Raja Judi Semesta, sekarang kamu juga benar-benar sudah kalah.” Reza Qiao tersenyum dingin.
“No, aku tidak akan mengaku kalah.” Tiba-tiba Degua Ryle menodongkan moncong pistol pada Reza Qiao.
Semua orang berseru kaget, tercengang karena tindakan Degua Ryle.
Moderator berteriak, “Tuan Degua, kamu berbuat seperti ini adalah melanggar peraturan.”
Degua Ryle menodongkan moncong pistol pada Moderator, “Diam.”
Moderator tidka berani bersuara lagi.
Kemudian Degua Ryle sekali lagi menodongkan pistol pada Reza Qiao, dan dia tersenyum dengan bengis.
Reza Qiao tersenyum menatap Degua Ryle, “Si Ubi, moncong pistolmu menodong ke arah yang salah, seharusnya menodong pada dirimu sendiri.”
Degua Ryle tersenyum bengis, “Dasar bocah, aku adalah Raja Judi Dunia, selamanya pun tidak boleh kalah, orang yang kalah pada hari ini haruslah kamu.”
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyMi Amor
Takashi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Revival of the King
ShintaAfter Met You
AmardaTen Years
VivianAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan