Asisten Bos Cantik - Bab 145 Peluru Terakhir

Degua Ryle menatap Reza Qiao dengan tatapan hina, “Bocah, kamu merasa takut?”

Reza Qiao mendesah, “Aku bukanlah takut, melainkan merasa kasihan untukmu, kamu si ubi busuk yang sebesar ini, jika dilubangi lagi, bukankah akan semakin buruk rupa?”

“Tidak perlu kamu khawatirkan, jika kamu merasa takut maka mengaku kalah saja.”

“Jika aku mengaku kalah, bukankah kamu akan memenangkan permainan Poker tadi, bukankah 40 triliun itu akan menjadi milik kalian?”

“Tentu saja.”

“Aku benar-benar tidak rela memberikan begitu banyak uang kepada kalian, aku ini dari dulu menginginkan uang daripada nyawa.” ujar Reza Qiao mendesah.

“Haha, kalau begitu kamu pertaruhkan dengan nyawa saja.”

“Baiklah, karena kamu bersikeras ingin mempertaruhkan nyawa denganku, hari ini aku pun menemanimu bermain, tetapi aku beritahu terlebih dahulu.”

“Katakan….”

“Setelah kamu tiba di dunia bawah, jangan menuntut nyawa padaku.”

Degua Ryle tertawa terbahak-bahak, “Dasar bocah, aku justru khawatir kamu akan menuntut nyawa padaku setelah tiba di neraka.”

“Aku tidak akan, asalkan kamu tidak berbuat seperti itu pun sudah baik.”

“Aku terlebih lagi tidak akan.”

“Kalau begitu kita mulai saja, kamu yang memulai tembakan pertama.”

Degua Ryle tertegun, sialan, ini tidak bisa, dirinya sudah menghitungnya sejak awal, orang yang memulai tembakan pertama pasti akan mampus, dia harus membiarkan Reza Qiao yang memulai tembakan pertama.

Degua Ryle berpikir sejenak, “Aku yang memulai terlebih dahulu dalam Texas Poker dan mendapatkan Straight Flush Royal, dalam Russian Roulette ini, tentu saja kamu yang akan memulai terlebih dahulu.”

Lalu Degua Ryle mengedipkan mata kepada Fendy Fan.

Fendy Fan memahami maksud Degua Ryle, dia bergegas berkata, “Benar, benar, Reza Qiao, seharusnya kamu yang memulai terlebih dahulu.”

Anak buah Fendy Fan juga berseru mengiyakan.

Reza Qiao mengangguk, “Baiklah, karena kalian berkata seperti itu, maka aku mulai terlebiih dahulu saja, kalau tidak, kalian juga tidak akan terima jika kalian kalah.”

Moderator memberikan pistol kepada Reza Qiao, lalu Reza Qiao menodongkan pistol pada pelipis.

Seluruh aula menjadi gugup, semua orang menatap erat pada Reza Qiao.

Berty He mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan erat, telapak tangannya penuh dengan keringat.

Reza Qiao menarik pelatuk dengan tanpa ragu.

“Krak….”

Tembakan kosong.

Berty He merasa lega, dia masih mencengkeram tangan kiri Reza Qiao.

Leo Wang juga merasa lega, tembakan pertama ini sudah berhasil dilewati.

Reza Qiao tersenyum kepada Berty He, lalu memberikan pistol kepada Degua Ryle, “Si Ubi, aku menebak ada peluru dalam tembakan kedua.”

Degua Ryle tersenyum, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis dan menarik pelatuk.

“Krak….”

Tembakan kosong lagi.

Kemudian, Reza Qiao mengambil pistol dan menodongkannya pada pelipis.

Hati Berty He mengambang lagi, dia mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan erat, dan keringat di telapak tangannya menjadi semakin banyak.

Reza Qiap tersenyum kepada Degua Ryle, lalu menarik pelatuk.

“Krak….”

Tembakan kosong lagi.

Berty He merasa lega, sialan, dua tembakan sudah berhasil dilewati, sungguh menakutkan.

Leo Wang mendekap jantungnya, besar sekali nyawa Bos Reza, sekali lagi berhasil melewati malapetaka, masih tersisa satu tembakan terakhir.

Reza Qiao mendorong pistol ke arah Degua Ryle, “Si Ubi, dalam tembakan ini pasti ada peluru.”

Degua Ryle tersenyum dingin, dia sudah mempunyai keyakinan sebesar 99 persen sejak awal, peluru ada pada tembakan kelima.

Degua Ryle menodongkan pistol pada pelipis dengan santai, lalu menarik pelatuk.

“Krak….”

Tembakan kosong lagi.

Semua orang menjadi gerah, empat tembakan pertama semuanya adalah tembakan kosong, kedua belah pihak sungguh bernyawa besar, dalam dua tembakan terakhir ini, pasti ada salah satu tembakan yang berisi, tidak tahu pada akhirnya siapa yang akan tertembak.

Degua Ryle menyodorkan pistol kepada Reza Qiao sambil tersenyum.

Reza Qiao mengambil pistol dan menatap Degua Ryle, “Si Ubi, kamu tebak, adakah peluru dalam tembakan ini?”

“Pasti ada.”

“Mengapa kamu begitu yakin? Jangan-jangan kamu sudah tahu sejak awal?” Reza Qiao mengernyit.

“Tentu saja aku tidak akan tahu, tetapi aku tahu kamu pasti akan kalah, maka akan ada peluru dalam tembakan ini.” Meski berkata seperti itu, tetapi Degua Ryle tahu, tembakan ini pasti akan menghabisi nyawa Reza Qiao, dengan pendengarannya yang sangat hebat dan tajam, dia tidak pernah kalah dalam 28 kali permainan, kali ini tentu juga tidak akan salah mendengar.

Reza Qiao mengangguk, “Karena kamu begitu percaya diri, maka aku pasti akan segera mati, tak disangka aku Reza Qiao yang begitu hebat, pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini dengan begitu sederhana, aku masih belum cukup hidup.”

Kepedihan bangkit dalam hati Leo Wang, dialah yang telah membebani Reza Qiao.

Reza Qiao menatap Leo Wang, “Little Wang, Si Ubi sudah mengaturkan akhirat untukku, aku akan pergi, adakah yang ingin kamu katakan denganku?”

Leo Wang menyeka matanya dan berkata dengan pedih, “Bos Reza, kamu kehilangan nyawa karena aku, kamu tenang saja, aku Leo Wang bukanlah orang yang tidak tahu membalas budi, setelah kamu pergi, semiskin apapun aku juga akan merawat kerabatmu dengan baik.”

Reza Qiao mengernyit, “Kerabatku semuanya adalah wanita cantik, kamu bocah ini apakah memiliki niat terhadap wanitaku?”

Leo Wang sangat ingin menangis, sudah tiba pada saat ini, namun Reza Qiao tetap memiliki hati dan pikiran untuk bergurau.

Lalu Reza Qiao menatap Berty He, “Lady, adakah yang ingin kamu katakan denganku?”

“Jika Adik kecil mati, aku akan ikut bersamamu.” tutur Berty He.

Reza Qiao mengusap tangan Berty He yang penuh dengan keringat, “Hhmm, dengan adanya perkataan Lady ini, walau aku Reza Qiao mati pada hari ini, juga pantas.”

Berty He merasa sedih sekali, jangan-jangan hari ini dia benar-benar akan menyaksikan Reza Qiao mati di depan matanya sendiri?

“Tetapi, Lady, aku masih berencana lanjut membahas kehidupan denganmu pada esok hari.” Reza Qiao terkekeh.

Melihat Reza Qiao tertawa dengan begitu rileks, Berty He juga tidak tahan untuk tersenyum.

Degua Ryle sudah tidak sabar menunggu, “Dasar bocah, jangan bertele-tele, cepat tembak.”

Fendy Fan juga ikut mendesak, “Reza Qiao, kamu bertele-tele apa lagi di ambang maut?”

Reza Qiao menatap mereka dan tersenyum, “Kalian begitu berharap aku cepat mati, Si Tolol, apakah kamu merasa 40 triliun itu sudah ada di tangan?”

Fendy Fan mencibir, “Semuanya mempertaruhkan dengan nyawa, masing-masing memiliki setengah peluang, tidak sampai pada akhirnya aku tidak akan berkata sembarangan.”

“Meski kamu berkata seperti itu, tetapi dalam hatimu pasti sudah yakin akan menang.”

Fendy Fan mendengus, tidak lagi menghiraukan Reza Qiao.

Lalu Reza Qiao menatap Eva Igo, “Pepo cantik, setelah aku pergi, akankah kamu rindu padaku?”

Saat ini Eva Igo merasa kasihan dan iba kepada Reza Qiao, Kakak tidak pernah kalah dalam bermain Russian Roulette, karena sudah menang 28 kali, kali ini tentu juga tidak akan kalah.

Pria tampan Asia ini sangat manis, jika mati begitu saja, benar-benar sangat disayangkan.

“Tampan, aku sangat bersedih untukmu….” ujar Eva Igo mendesah.

“Jangan-jangan Pepo cantik menyukai aku?” Reza Qiao tertawa.

Eva Igo mengangguk dengan senyum pahit, memangnya kenapa jika dia menyukai Reza Qiao, lagipula Reza Qiao pun akan segera mati.

“Pepo cantik, aku akan mengingatmu.” Reza Qiao mengangguk, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis sambil menatap semua orang, “Para hadirin sekalian, lihat baik-baik….”

Semua orang menatap Reza Qiao sambil menahan napas.

Reza Qiao berekspresi tenang, dia perlahan-lahan menarik pelatuk….

Berty He mencengkeram tangan kiri Reza Qiao dengan sekuat tenaga, lalu memejamkan mata, tembakan ini akan menentukan apakah dirinya hendak mengikuti Reza Qiao pergi.

Di saat bersamaan, Leo Wang juga memejamkan mata, tembakan ini akan menentukan apakah dirinya bangkrut.

Degua Ryle juga merasa gugup tak tertahankan, meski dia memiliki keyakinan sebesar 99 persen, namun saat ini dia tetap mengkhawatirkan satu persen kemungkinan itu.

Udara di dalam aula pun berhenti mengalir, dan sangat hening.

“Krak….”

Terdengar suara yang nyaring dan gurih.

Tembakan kosong.

Berty He membuka mata, lalu dia langsung memeluk Reza Qiao.

Leo Wang mengayun kedua tangannya dengan bergairah, Reza Qiao sudah berhasil melewati tiga tembakan, dirinya menang!

Wajah Degua Ryle berubah drastis, badannya juga gemetaran.

Wajah Fendy Fan lesu dan suram, hidup atau mati Si Ubi tidaklah penting, tetapi dirinya akan kehilangan 40 triliun.

“Bagaimana kamu ini?” Fendy Fan meledak marah.

Degua Ryle memejamkan mata, mampus, permainan handal yang telah dia menangkan sebanyak 28 kali, tak di sangka kali ini justru celaka di tangan Reza Qiao.

Jelas-jelas memiliki keyakinan sebesar 99 persen bahwa dirinya akan menang, kenapa satu persen itu justru terjadi pada dirinya sendiri? Jelas-jelas dia mengidentifikasi bahwa peluru ada pada tembakan kelima, kenapa menjadi yang terakhir?

Degua Ryle berpikir dengan pesat, lalu mendadak dia paham, masalahnya ada pada dehaman Reza Qiao. Di saat yang signifikan itu, dehaman Reza Qiao membuat dirinya sedikit kehilangan fokus, namun justru mengakibatkan kesalahan minor pada penentuannya, kesalahan minor ini pun menghilangkan nyawanya sendiri.

Dalam mimpi pun tak terpikirkan oleh Degua Ryle bahwa di dunia ini terdapat orang yang memiliki pendengaran yang begitu peka, kemampuan mengidentifikasi yang begitu akurat, terutama orang itu adalah orang yang pertama kali bermain permainan ini. Selama ini Degua Ryle merasa dirinya tidak memiliki lawan di dunia ini, dia sudah berhasil menaklukkan Benua Amerika, Eropa, dan Australia, tetapi tak disangka dia akan bertemu dengan orang yang begitu hebat di Asia.

Reza Qiao mendorong pistol ke arah Degua Ryle, wajahnya membawa senyum yang berat.

Degua Ryle perlahan-lahan mengambil pistol dengan tanpa ekspresi, lalu dia menodongkan pistol pada pelipis, dan meletakkan jari telunjuknya di atas pelatuk.

Fendy Fan memelototi Degua Ryle dengan ganas, sialan, tidak apa-apa jika menghilangkan nyawa kamu sendiri, tetapi kamu juga menghilangkan seluruh jerih payahku, Si Ubi keparat.

Eva Igo menjadi cemas, dia menatap Reza Qiao dengan memohon, “Tampan, mohon kamu bermurah hati dan angkat tangan, asalkan kamu melepaskan Kakak aku, aku akan memenuhi segalanya padamu.”

Reza Qiao tersenyum, “Apakah kamu juga bersedia untuk menjadi wanitaku?”

“Iya, aku sangat bersedia.” Eva Igo bergegas mengangguk, dia memang memiliki perasaan baik terhadap Reza Qiao, dia juga bersedia jika tidak ada kejadian ini, apalagi sekarang.

Senyum Reza Qiao memudar, “Pepo cantik, jika sekarang aku adalah Kakak kamu, akankah kamu memohon padanya untuk melepaskan aku?”

“Iya, aku akan.”

“Tetapi akankah Kakak kamu setuju untuk melepaskan aku?”

Eva Igo kehabisan kata-kata, dia tahu, jika sekarang Reza Qiao adalah Degua Ryle, tidak peduli bagaimana dia memohon, Degua Ryle juga tidak akan melepaskan Reza Qiao, dia sangat mengetahui kekejaman Kakak terhadap lawannya.

“Kakak kamu yang mengusulkan untuk bermain Russian Roulette, aku berkata baik-baik membujuknya untuk jangan mempertaruhkan nyawa, tetapi dia tidak mendengarkan aku. Mengapa tidak mendengarkan aku, karena dia tahu dirinya pasti akan menang, pasti bisa menghabisi nyawaku. Sekarang kamu memintaku untuk melepaskannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah bermaksud untuk melepaskan aku, menurutmu apakah ini adil?” Suara Reza Qiao sangat dingin.

Eva Igo menjadi canggung.

Degua Ryle berkata, “Eva Igo, jangan memohon Reza Qiao, dia tidak akan melepaskan aku.”

Reza Qiao tersenyum, “Si Ubi, sampai sekarang pun kamu masih tidak ingin mengaku kalah?”

Degua Ryle menatap Reza Qiao, wajahnya terlintas akan kelicikan, lalu dia berteriak, “Aku adalah Raja Judi Dunia, Raja Judi Dunia selamanya tidak akan kalah.”

“Walau kamu adalah Raja Judi Semesta, sekarang kamu juga benar-benar sudah kalah.” Reza Qiao tersenyum dingin.

“No, aku tidak akan mengaku kalah.” Tiba-tiba Degua Ryle menodongkan moncong pistol pada Reza Qiao.

Semua orang berseru kaget, tercengang karena tindakan Degua Ryle.

Moderator berteriak, “Tuan Degua, kamu berbuat seperti ini adalah melanggar peraturan.”

Degua Ryle menodongkan moncong pistol pada Moderator, “Diam.”

Moderator tidka berani bersuara lagi.

Kemudian Degua Ryle sekali lagi menodongkan pistol pada Reza Qiao, dan dia tersenyum dengan bengis.

Reza Qiao tersenyum menatap Degua Ryle, “Si Ubi, moncong pistolmu menodong ke arah yang salah, seharusnya menodong pada dirimu sendiri.”

Degua Ryle tersenyum bengis, “Dasar bocah, aku adalah Raja Judi Dunia, selamanya pun tidak boleh kalah, orang yang kalah pada hari ini haruslah kamu.”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu