Asisten Bos Cantik - Bab 141 Aku Punya Misophobia
Setelah Fendy Fan pergi, suara anak buah Leo Wang berbunyi menggelegar, wajah Leo Wang berseri-seri.
“Begitu Bos Reza beraksi, langsung memenangkan kembali 2 triliun yang aku kalah judi pada kemarin malam, aku sungguh kagum terhadap Anda.” Meski dirinya jauh lebih tua daripada Reza Qiao, tetapi Leo Wang bersikap sangat hormat.
Reza Qiao berkata datar, “Sekarang hanya sekedar balik modal, bukan menang uang, apanya yang patut disenangi?”
“Tetapi dalam mimpi pun tidak terpikirkan olehku, Bos Reza akan mendapatkan kartu yang begitu besar.”
“Meski kartu dalam keadaan tertutup, namun bagiku, tidak ada bedanya dengan terbuka.” dengus Reza Qiao.
“Jangan-jangan Bos Reza mempunyai mata sakti, dapat memandang menembus kartu ini?”
“Apakah kamu pernah melihat ada orang yang mempunyai kemampuan ini?” Reza Qiao bertanya balik.
Leo Wang bergegas bergeleng, “Tidak pernah mendengarnya.”
“Benar seperti itu, tentu saja aku juga tidak mempunyai kemampuan khusus seperti itu.”
“Jangan-jangan yang Bos Reza andalkan adalah keberuntungan?” tanya Leo Wang dengan hati-hati.
“Benar, yang aku andalkan adalah keberuntungan.” Reza Qiao tertawa keras sambil menepuk kepala Leo Wang.
Leo Wang mengusap kepala, tidak tahu apakah perkataan Reza Qiao adalah benar atau palsu.
Berty He menahan senyum di samping, “Bos Wang, pernahkah kamu melihat keberuntungan yang begitu baik?”
Leo Wang menggeleng kepala.
“Persaingan antara orang hebat, hanya akan kalah telak jika mengandalkan keberuntungan.” kata Berty He.
“Kalau begitu yang Bos Reza andalkan adalah kemampuan, hanya saja aku sungguh tidak mengerti bagaimana Bos Reza menang, bolehkah Bos Reza menjelaskannya?” Leo Wang menatap Reza Qiao dengan menyanjung.
Reza Qiao duduk di atas sofa sambil menggoyang kaki, “Kartu Poker itu disediakan oleh Si Tolol, kami tidak dapat melakukan trik apa-apa, bukankah?”
“Benar, benar.” Leo Wang bergegas mengangguk.
“Kartu dikocok sebanyak dua kali, orang dari Si Tolol yang mengocok kali kedua, kami juga tidak dapat melakukan trik apa-apa, bukankah?”
“Iya, iya.” Leo Wang mengangguk lagi.
“Lalu di manakah titik kuncinya?” Reza Qiao mengangkat gelas dan meminum seteguk, lalu tersenyum kepada Leo Wang dengan makna yang tidak terbaca.
“Jangan-jangan ketika memeriksa kartu?”
“Ketika aku memeriksa kartu, Si Ubi terus mengawasi, kamu pasti juga memperhatikannya.”
“Iya, aku memperhatikannya.”
“Sebagai Raja Judi Dunia yang menaklukkan seluruh dunia, aku percaya ketika memeriksa kartu aku, Si Ubi sudah mengingat posisi dari setiap kartu, terutama kartu besar.”
“Iya.”
Reza Qiao mendengus, “Si Ubi dapat mengingatnya, begitu pula dengan aku.”
Leo Wang paham, ternyata Bos Reza mempunyai ingatan fotografis, tetapi Leo Wang juga merasa bingung, “Tetapi Si Ubi yang mengambil terlebih dahulu, mengapa dia tidak mendapat kartu besar?”
“Ada tiga alasan, pertama, Si Ubi angkuh dan memandang remeh pada musuhnya, sama sekali tidak memandangku ke dalam mata, itu adalah kesalahan yang paling signifikan; Kedua, hatinya tidak fokus, orangnya berada di depan meja judi, tetapi hatinya mungkin masih ada pada wanita cantik yang diberikan Si Tolol padanya, dia hanya berpikir untuk segera menang judi lalu lanjut menikmati sensasi, terlalu angkuh ditambah lagi dengan hati yang tidak fokus, tentu saja konsentrasinya akan buyar….”
Berty He menyelak, “Serta kamu tidak hentinya mengusik, juga membuatnya buyar.”
Reza Qiao tertawa.
“Lalu?” tanya Leo Wang.
“Yang paling akhir dan yang paling penting, setelah aku selesai memeriksa kartu, Si Ubi terlalu percaya diri, mengira dirinya sudah mengingat semuanya dan tidak perlu memeriksa lagi, lalu aku asal mendorong kartu ke tengah meja….”
“Dengan doronganmu yang terlihat sangat asal ini, masalah pun muncul.” Berty He menutupi senyumannya.
Reza Qiao tersenyum, “Pada dasarnya Lady lah yang memahamiku.”
Akhirnya Leo Wang paham, ternyata dengan dorongan Reza Qiao yang terlihat asal, terjadi perubahan pada urutan kartu, posisi beberapa lembar kartu besar yang diingat Si Ubi itu sudah berubah.
Tidak ada orang yang menyadari trik di dalam ini, jika Rezo Qiao tidak mengatakannya, Leo Wang juga terkelabui.
Leo Wang merasa sangat tercengang, Reza Qiao memang menang berdasarkan kemampuan, kemampuan ini sungguh setinggi langit bagi Leo Wang, tidak heran pada hari itu Reza Qiao menang darinya dengan begitu mudah bagaikan menekan mati seekor semut.
Tak disangka keterampilan judi Reza Qiao begitu lihai, bermain trik dengan begitu santai di hadapan Raja Judi Dunia, tetapi Degua Ryle sama sekali tidak menyadarinya.
Bos Reza hebat sekali, saat ini Leo Wang sungguh ingin menjilatnya, tetapi Berty He dan anak buahnya masih ada di tempat, Leo Wang merasa canggung untuk melakukannya.
Reza Qiao melanjutkan, “Tetapi juga jangan memandang remeh terhadap Si Ubi, sekarang dia seharusnya sudah tahu di mana titik kekalahannya, begitu dia mengingat kembali akan detail selama pertandingan, dia pun bisa menyadarinya.”
“Kalau begitu, dalam pertandingan di High Seas Cruise malam ini, bukankah tidak dapat menggunakan cara ini lagi?” tanya Leo Wang.
Reza Qiao mengangguk, “Bertanding dengan Raja Judi Dunia, mengulangi trik yang sama adalah cari mati.”
“Kalau begitu apakah Bos Reza mempunyai siasat untuk mengalahkan Si Ubi?”
“Tidak ada.” Reza Qiao menggeleng kepala.
“Ini, Bos Reza….” Leo Wang merasa khawatir.
Reza Qiao menepuk pundak Leo Wang untuk menenangkannya,“Tidak mempunyai siasat juga belum tentu tidak dapat menang, bertanding dengan orang hebat dengan tingkatan seperti Si Ubi, harus menyesuaikan taktik berdasarkan situasi di tempat, sebelum tiba di tempat, tidak ada gunanya berkata di sini.”
Berty He berkata, “Sebenarnya jika dikatakan tidak mempunyai siasat juga tidak benar, menyesuaikan taktik dengan situasi di tempat adalah siasatmu yang paling handal.”
Reza Qiao tersenyum, “Apakah Lady mempunyai mata sakti, dapat memandang isi hatiku.”
Berty He tertawa.
Leo Wang juga tersenyum, namun dalam hatinya merasa tidak begitu tenang, tetapi juga mempunyai beberapa keyakinan.
Reza Qiao berdiri, “Aku pulang beristirahat terlebih dahulu.”
“Selamat jalan Bos Reza.” ujar Leo Wang dengan hormat.
Reza Qiao dan Berty He meninggalkan Vigor Casino.
“Lady, tadi pagi ketika kamu mencari informasi, apa yang paling handal dimainkan Si Ubi?”
Berty He berpikir sejenak, “Texas Poker.”
Reza Qiao mengangguk, “Sore ini Si Ubi kalah karena tinggi hati, malam ini dia pasti akan bermain yang paling dia handal, bagaimana cara main Poker Jerman? Ceritakan padaku.”
“Cara mainnya mirip dengan Golden Flower, hanya saja Golden Flower menggunakan tiga kartu, sedangkan Texas Poker menggunakan lima kartu, yang paling besar adalah Straight Flush yang membawa kartu Ace….” ujar Berty He dengan cermat, Reza Qiao mendengarkan dengan penuh konsentrasi.
Setibanya di hotel tempat Berty He menetap, Reza Qiao menghentikan langkahnya.
“Tidak duduk dulu di kamarku?” tanya Berty He.
Reza Qiao menggeleng kepala, “Rini Liu sudah hampir selesai rapat dan pulang, tidak boleh membiarkan dia tahu bahwa aku sedang memainkan semua ini.”
“Kelihatannya Adik kecil lumayan takut terhadap Rini Liu.” ujar Berty He sambil tersenyum.
“Aduh, dia adalah bos aku, aku tidak ingin dipecat.”
“Sebenarnya kamu bukan takut Rini Liu, melainkan terlalu peduli padanya.”
Reza Qiao mengedipkan mata, “Benarkah? Kenapa aku tidak tahu.”
“Jika kamu tidak berpura-pura bodoh, maka pasti akan tahu.” Berty He tersenyum dengan makna tersirat.
Reza Qiao tersenyum bodoh, lalu berbalik badan dan pergi.
Setibanya di kamar hotel, Reza Qiao mulai merenungkan pertandingan malam ini.
Sesaat kemudian, terdengar suara perbincangan dari lorong, lalu ada yang mengetuk pintu.
Reza Qiao membuka pintu, tampaklah Rini Liu dan Winny Xu yang berdiri di depan pintu.
“Cantik, sudah selesai rapat?”
Rini Liu mengangguk.
“Ada masalah apa mengetuk pintu?”
“Memeriksa, apakah kamu tinggal di dalam kamar dengan patuh.”
“Oh, Bos sedang memeriksa keadaan, aku baru bangun tidur setengah jam yang lalu.”
Rini Liu mengangguk, hhmm, Reza Qiao sangat patuh, bagus.
Winny Xu merasa aneh, bagaimana bisa Reza Qiao begitu patuh, bahkan tinggal di dalam kamar selama sore hari ini, ini tidak sesuai dengan gayanya pada biasa.
“Aku ingin memeriksa apakah ada wanita cantik yang disembunyikan dalam kamarmu.” kata Winny Xu. Winny Xu langsung berjalan masuk, Rini Liu juga ikut ke dalam kamar, benar, memeriksa.
Reza Qiao mengikuti di belakang sambil menggerutu, “Hei, ini adalah kamar laki-laki, perempuan tidak boleh sembarangan masuk, betapa tidak enaknya ini….”
“Jangan banyak omong.”
Winny Xu memandang sekeliling, tidak ada orang, lalu dia mengangguk dengan puas, hhmm, Little Reza memang sangat patuh.
Namun Rini Liu menemukan ada yang tidak beres, “Kamu katakan kamu tidur selama sore hari ini, kenapa di atas kasur begitu rapi, tidak ada sedikitpun tanda-tanda sudah ditiduri?”
Mendengar perkataan Rini Liu, Winny Xu juga merasa ada yang ganjil, “Benar, Little Reza, jangan-jangan kamu tidur di lantai?”
Reza Qiao terkekeh.
“Tertawa apa? Katakan dengan jujur.”
“Dasar kalian gadis bodoh, pelayan baru saja keluar setelah merapikan kasur.”
Rini Liu mengangguk, ternyata begitu.
Winny Xu mengedipkan mata, “Hanya sekedar tidur siang saja, perlukah sampai memanggil pelayan untuk mengemas kasur?”
“Aku punya misophobia, akan terasa tidak nyaman jika ada sedikitpun yang tidak rapi.”
“Sejak kapan kamu punya misophobia?” Rini Liu teringat akan asrama Reza Qiao yang bagaikan kandang babi.
“Setelah kamu membantuku mengemas asrama pada terakhir kali, aku memutuskan untuk berubah, menjadi seorang lelaki muda baik yang cinta akan kebersihan.”
Reza Qiao mengangguk dengan puas
Winny Xu membelalak, “Kak Rini, kapan kamu pergi ke asrama Little Reza?”
“Beberapa hari yang lalu.”
“Kamu tinggal di asrama Little Reza?” Mata Winny Xu menjadi panas.
Rini Liu bergegas menggeleng kepala, “Tidak, tidak, Reza Qiao mengajak aku untuk pergi lihat-lihat, lalu aku sekalian membantunya mengemas kamar.”
Winny Xu melontarkan tinjuan kepada Reza Qiao, “Dasar Little Reza, mengapa kamu tidak mengajak aku untuk pergi lihat-lihat ke asrama kamu, mengapa tidak menyuruh aku untuk mengemas asrama kamu?”
Reza Qiao tersenyum, “Bagus sekali jika kamu ingin pergi, kebetulan sekarang asrama aku sangat kotor dan berantakan….”
Winny Xu merasa puas, tetapi Rini Liu mengernyit, “Reza Qiao, bukankah kamu berkata bahwa kamu sudah berubah menjadi lelaki muda baik yang cinta akan kebersihan, mengapa sekarang asrama kamu sangat berantakan lagi?”
Reza Qiao menggaruk kepala, “Eh, ini, ini….”
Rini Liu memelototinya, “Heng, lihat saja sudah tahu bahwa kamu berbohong, dasar kamu pembohong kecil, beraninya membohongi aku si Bos ini, kupukul kamu….”
Selesai berkata, Rini Liu langsung mengayun tinju kecilnya.
Winny Xu juga mengayun tinju kecilnya, “Heng, dasar Little Reza, beraninya mengajak Kak Rini pergi ke asrama kamu terlebih dahulu, tetapi tidak mengajak aku, kupukul kamu…”
Empat tinju kecil serentak menyerbu kemari.
“Hei, hei, jangan... hentikan….” Reza Qiao sambil berteriak sambil melangkah mundur, Rini sedangkan Liu dan Winny Xu mengejar ke depan. Reza Qiao mundur hingga ke tepi kasur, dia berbaring telentang ke belakang sambil menjulurkan tangan untuk mengait, seketika Rini Liu dan Winny Xu kehilangan kestabilan, lalu mereka merebah ke atas badan Reza Qiao….
Serangkaian wangi semerbak menyerbu kemari, keempat gunung yang menjulang tinggi pun menekan dengan padat.
Reza Qiao memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, hhmm, wangi sekali, hangat sekali, kenyal sekali.
Reza Qiao membuka mata dan menoleh ke kanan, tampaklah pipi Winny Xu.
Reza Qiao mengecupnya, manis sekali.
Kemudian Reza Qiao menoleh ke kiri, tampaklah pipi Rini Liu.
Reza Qiao juga mengecupnya, halus sekali.
“Ah…”
Rini Liu bergegas bangun dengan wajah yang merah.
“Hihihi….”
Winny Xu juga bangun sambil tersenyum.
“Reza Qiao, tidak tahu malu kamu.” Rini Liu menyeka tempat yang dicium Reza Qiao tadi, malu sekali.
“Dasar Little Reza, kamu menindas wanita cantik.” dukung Winny Xu sambil tersenyum.
Reza Qiao berdiri dengan sedih, “Jelas-jelas kalian yang bertindak bagaikan preman padaku, mengapa dikatakan aku menindas kalian? Aku disalahkan sekali….”
Milan berjalan masuk, “Reza Qiao, siapa yang menyalahi kamu”
Reza Qiao menunjuk Rini Liu dan Winny Xu, “Mereka.”
Hhmm? Milan merasa sangat aneh, “Bagaimana mereka menyalahi kamu?”
“Jelas-jelas mereka yang bertindak bagaikan preman padaku, tetapi sebaliknya mengatakan aku yang menindas mereka.” Reza Qiao bertampang sangat sedih.
“Ini tidak mungkin.” Milan tidak percaya.
“Tanya mereka saja jika tidak percaya.”
Milan menatap Rini Liu dan Winny Xu, “Apakah kalian benar-benar berbuat seperti itu pada Reza Qiao?”
Rini Liu menggeleng kepala dengan kuat, “Dia beromong kosong, kami sedang mengajari dia.”
Winny Xu juga mengangguk, “Benar, benar, Reza Qiao berbohong, Kak Rini dan aku sedang mengajari dia.”
Milan menatap Reza Qiao, “Kamu pasti melakukan hal jahat lagi, kalau tidak bagaimana bisa mereka mengajari kamu.”
Reza Qiao menggeleng kepala, “Aku tidak melakukan apa-apa, selama sore hari ini aku tinggal di dalam dengan patuh, mereka mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar, lalu tanpa berkata banyak langsung menakan aku ke atas kasur….”
Milan tertegun, sialan, hal yang begitu baik, mengapa mereka tidak mengajak dirinya juga?
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlIstri ke-7
Sweety GirlThe Revival of the King
ShintaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniWahai Hati
JavAliusYour Ignorance
YayaGet Back To You
LexyAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan