After Met You - Bab 235 24 Menjadi Sekertaris

“Ah—“

Yessica Lim ditampar sampai kepalanya terhuyung ke arah samping, tenaga Yuni Lim sangat besar, sakitnya membuatnya teriak.

“Yessica Lim, kuperingati kamu, kalau ada urusan kamu lewati aku terlebih dahulu, jangan terlibat pada orang yang berada di sisiku!”

Yuni Lim benar-benar sangat marah, bahkan sampai meluap amarahnya.

Dia menatap Yessica Lim dengan dingin, ada kebencian dalam matanya, menatapnya Yessica Lim dengan erat.

Yessica Lim ditatap hingga menggigil, matanya tampak ketakutan, tanpa diduga dia merasa Yuni Lim begitu menakutkan.

Namun dia tak mungkin melembut di hadapan Yuni Lim.

Di belakang Yuni Lim ada pengawal, dia tak berani untuk turun tangan, hanya bisa menahan kedua tangannya, menatap Yuni Lim tanpa takut: “Huh! Sudah takut ya?”

“Aku sangat takut, takut jika kamu memancingku, kamu akan melemparku dari atas.”

Dalam mata Yuni Lim tampak adanya keanehan.

“Kamu!” Yessica Lim terkejut akan perkataan Yuni Lim.

Dia sedang melihat apakah perkataan Yuni Lim adalah benar atau tidak, namun sekarang dia benar-benar tidak ingin mati.

Kalau benar-benar memaksa Yuni Lim, mungkin benar-benar akan terjadi apa-apa.

Yuni Lim melihat Yessica Lim menampilkan ekspresi tersentak, mungkin mengetahui ancamannya sedikit berefek, lalu membawa pengawal pulang.

......

Saat dia sampai di rumah, satu vila terang benderang.

Seketika masuk, langsung tampak satu orang dan satu anjing yang sedang duduk di atas sofa sambil menonton TV, sangat jelas sedang menunggunya.

Candra Gail mendengar suara pintu yang dibuka, langsung meletakkan remot dan melihat ke arah pintu, Sapi duduk di sampingnya, lalu menjulurkan cakarannya dan menyentuh remot.

Melihat adegan seperti itu, Yuni Lim tak kuasa tertawa, dia menggoda Candra Gail dan berkata: “Kelihatannya, kalau kedepannya aku tak ada, kamu juga takkan sendirian lagi.”

Candra Gail melihat ke arah Sapi sekilas.

Sapi menurunkan telinganya, kemudian melompat ke sofa lalu pergi.

Dia berjalan dengan sangat lambat, saat dia sudah sampai di samping Yuni Lim, dia menatap Candra Gail sekilas, lalu berjalan dengan cepat ke arah Yuni Lim, lalu beranjak pergi.

Candra Gail melihat ekornya yang luar tinggi, merasa dirinya sudah ditonton oleh seekor anjing.

Sapi tentu sengaja!

“Aku tidak menyinggungnya kan? Kenapa dia berlari begitu cepat?” Yuni Lim menatap Candra Gail dengan bingung.

Candra Gail berkata dengan tenang: “Mungkin karena musim semi sudah mau datang, dia lebih sensi.”

“Oh.”

Yuni Lim mengangguk-angguk kepala, dia merasa apa yang dikatakan Candra Gail ada benarnya, namanya juga hewan, juga berperasaan.

Namun, saat mau tidur, dia baru teringat akan suatu hal......

“Candra Gail.”

“Ya?”

“Sapi masihlah anjing muda kan? Dia juga bisa marah karena musim semi?”

“......”

“Kamu sudah tidur?”

“Ya.”

“......”

......

Hari kedua, Yuni Lim langsung menelepon Tasya.

“Yuni, aku sudah mengundurkan diri dari Perusahaan Keluarga Lim!”

“Selamat, sekarang kamu penggangguran sepertiku.” Yuni Lim tertawa sambil menggodanya.

Tasya menjawab: “Kamu tidak ada pekerjaan, namun tetaplah ada Boss Candra Gail!”

“Ya, benar.”

Suara Yuni Lim sedikit kabur.

Tasya sudah tidak ada pekerjaan, setidaknya masih ada orang tua yang memikirkannya, Yuni Lim pernah bertemu dengan orang tuanya, pasangan orang tua yang penuh kasih.

Kalau dikatakan, sepertinya dia sedikit iri kepada Tasya.

Namun, bisa membuat Tasya sukses mengundurkan diri dari Perusahaan Keluarga Lim, ini juga termasuk sudah membantu Tasya satu kali.

Setelah menutup telepon, Yuni Lim mendadak merasa sedikit putus asa, lagi pula, Tasya bisa menghadapi hal ini, tetaplah karena dia.

Di Malaysia, ingin mencari perusahaan yang lebih bagus daripada Perusahaan Keluarga Lim, sedikit susah.

Ada beberapa keluhan itu tak terhindarkan di tempat kerja.

Kalau tidak......cari Candra Gail saja!

Karena dibagi, itu juga termasuk Grup L.K.! Membuat Tasya kerja di Grup L.K., menutupi Candra Gail bukannya itu bagus.

Yuni Lim berpikir seperti itu, lalu ingin mencari Candra Gail, barusan berjalan ke pintu, telepon sudah berbunyi.

Melihat nama penelepon, Yuni Lim mengerutkan alisnya.

Tanpa diduga adalah Yunus Lim.

Dia ragu untuk beberapa saat, namun masih tetap mengangkat telepon.

“Yuni Lim, bagaimana akhir-akhir ini? Sibuk?”

Seketika teleponnya tersambung, terdengar suara Yunus Lim.

Ada kedekatan dalam intonasinya.

Muka Yunus Lim setebal umurnya, Yuni Lim merasa tidak semestinya: “Ada masalah?”

Meskipun dari awal Yunus Lim sudah memprediksikannya, sikap Yuni Lim terhadapnya tentu sangat dingin, namun setelah mendengar intonasi Yuni Lim yang tak biasanya, masih ditahan-tahan.

Dia mengubah intonasinya, kemudian sedikit kelam: “Kemungkinan kalian sudah mendapat panggilan dari pengadilan, kalau tidak ingin mencari pengacara, lebih baik datang menemuiku.”

Selesai berkata, langsung mendadak menutup telepon.

Yuni Lim menarik nafas dalam, tertawa dingin, orang dari Keluarga Lim, benar-benar tidak tahu malu.

Dia menenangkan perasaannya untuk sesaat, lalu mendorong pintu dan mencari Candra Gail.

Candra Gail sedang bertelepon.

Dia berdiri di depan jendela, satu tangan dimasukkan ke dalam kantung, mendengar orang yang bertelepon dengan tenang, pandangannya mendalam.

Melihat Yuni Lim masuk, dia hanya mengatakan: “Kamu urus hal ini.”

Lalu menutup telepon dan berjalan ke arahnya.

“Kok datang?”

Candra Gail berjalan kemari, lalu membawanya duduk di atas sofa.

Yuni Lim barusan menerima telepon Yunus Lim, moodnya tidak terlalu baik, dan karena ada sesuatu untuk ditanyakan, lalu sangat patuh.

Lalu memalingkan kepalanya dan melihatnya sekilas, lalu mencium pipinya.

Ekspresi Candra Gail seketika berubah, lalu dia menaruhkan tangannya ke pinggangnya, lalu mendadak mengeratkan genggamannya, lalu memeluknya.

Ada keanehan dalam suaranya: “Baiklah, ada urusan?”

“Tidak......tidak ada apa-apa......” Yuni Lim menarik perhatian, ini pun kelihatan?

Candra Gail tersenyum, wajahnya tenang, mengungkapkan sedikit kejahatannya.

“Beneran?”

“Be......benaran......” Yuni Lim gugup sampai tergagap-gagap, meskipun dia tahu Yuni Lim tak seharusnya berbohong, namun karena berpakaian seperti itu, membuatnya canggung.

Candra Gail tertawa akan tingkahnya, lalu berkata di samping telinganya dengan suara rendah: “Jangan gugup, yang penting kamu bersikap baik, apapun akan kulakukan untukmu.”

“Aku tidak gugup......” Yuni Lim langsung menyangkal, lalu matanya ada makna yang mendalam, lalu berkata: “Kamu yakin akan menyetujui apapun?”

“Kapan aku pernah membohongimu?” Candra Gail mengerutkan kepalanya, jelas ia sangat tidak puas akan keraguannya.

“Baiklah kalau begitu......”

Yuni Lim mengangguk-anggukan kepalanya, sedikit enggan lalu berkata: “Ingin menyuruhmu memberi Tasya kerjaan di perusahaan......”

“Begitu saja?” Ekspresi Candra Gail seperti “Cuma begitu saja?” : “Mau kasih kamu kerjaan juga, 24 jam menjadi sekertaris aku bagaimana?”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu